Bagikan:

JAKARTA – Perdana Menteri (PM) Malaysia, Anwar Ibrahim, memberikan dukungan penuh kepada Presiden RI Prabowo Subianto atas pidato tegasnya dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-11 Developing Eight (D-8) yang berlangsung di Istana Kepresidenan New Administrative Capital, Kairo, Mesir, pekan lalu.  

“Saya sampaikan dukungan penuh terhadap ucapan sahabat karib saya, Presiden Prabowo Subianto, semasa Sidang Kemuncak D-8 baru-baru ini di Kaherah, Mesir,” ungkap Anwar Ibrahim melalui akun Instagram resminya, @anwaribrahim_my, pada Sabtu, 21 Desember.  

Dalam pidatonya, Prabowo mengangkat isu mengenai hak warga Gaza Palestina, yang disebutnya sebagai sebuah fakta tak terbantahkan dan perlu mendapat perhatian serius dari para peserta KTT.  

“Presiden Prabowo telah menyampaikan kebenaran yang pahit namun penting untuk dikedepankan dengan baik dan bijaksana, terutama berkaitan dengan hak kenegaraan Palestina yang merdeka dan berdaulat,” tambah Anwar.  

Anwar juga menyatakan antusiasmenya terhadap peran Indonesia sebagai Ketua D-8 mulai 1 Januari 2026. D-8 adalah organisasi kerja sama ekonomi antara delapan negara berkembang yang dibentuk pada tahun 1997. Anggotanya meliputi Bangladesh, Mesir, Indonesia, Iran, Malaysia, Nigeria, Turkiye, dan Pakistan.  

“Malaysia secara tegas mendukung kepemimpinan Presiden Prabowo untuk D-8 pada 2026. Saya menantikan kerja sama erat dengan Indonesia agar organisasi ini menjadi lebih dinamis dan inklusif,” ujar Anwar.  

Sebagai negara serumpun, Anwar menegaskan komitmen Malaysia untuk bersama Indonesia dalam memperjuangkan suara negara-negara berkembang di panggung internasional.  

Seruan Persatuan Negara Muslim  

Dalam pidatonya pada sesi khusus KTT ke-11 D-8, Prabowo menyoroti lemahnya solidaritas antarnegara Muslim dalam menghadapi isu perdamaian dan kemanusiaan. Ia menegaskan pentingnya persatuan dan kerja sama konkret di antara negara-negara Muslim.  

“Kita selalu menyatakan dukungan untuk Palestina, Suriah, tetapi dukungan seperti apa? Ketika saudara kita kesusahan, kita memberikan pernyataan dukungan dan bantuan kemanusiaan. Maaf, ini opini saya, tetapi mari kita lihat realitasnya. Kita harus bekerja sama, menyamakan suara, dan tidak terpecah belah,” tegas Prabowo, seperti dikutip dari laman resmi Setkab.  

Menurut Prabowo, langkah nyata sering kali tidak sejalan dengan pernyataan dukungan. Ia juga menyoroti kurangnya penghormatan dunia internasional terhadap suara negara-negara Muslim.  

“Hak asasi manusia sering kali tidak berlaku bagi umat Muslim. Ini kenyataannya, sangat menyedihkan. Mari kita lakukan apa yang kita bisa, tetapi tetap realistis dan jujur dengan diri kita sendiri,” tandas mantan Menteri Pertahanan tersebut.  

Dengan pidatonya yang tegas, Prabowo menyerukan agar negara-negara Muslim tidak hanya bersatu dalam kata-kata tetapi juga dalam tindakan nyata untuk menciptakan perubahan global.