JAKARTA - Harga cabai, khususnya cabai rawit merah mengalami kenaikan di Jakarta. Hal ini diketahui dari pengecekan ketersediaan pasokan pangan di Pasar Induk Kramat Jati dan Rce Plant Cipinang.
Berdasarkan pemantauannya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi menjelaskan, naiknya harga cabai disebabkan oleh penurunan kuantitas produksi.
"Tadi di Pasar Induk Kramat Jati, kami memantau sayuran dan cabai. Dari pantauan tersebut, memang ada yang mengalami kenaikan harga, karena cuaca yang cukup ekstrem di berbagai daerah produksi. Salah satunya cabai rawit yang mengalami kenaikan cukup signifikan," kata Teguh, Kamis, 19 Desember.
Merujuk situs infopangan.jakarta.go.id, terdapat kenaikan harga cabai rawit merah per hari ini menjadi Rp55.161 kilogram, cabai merah besar Rp49.933 per kilogram, cabai merah keriting Rp48.424 per kilogram, dan cabai rawit hijau Rp44.808 per kilogram.
Meski demikian, Teguh memastikan ketersediaan stok cabai merah, bawang merah, dan bahan pangan lainnya dalam level aman. Stok beras juga diklaim aman meski ada kenaikan harga.
"Sementara, yang lain tadi kami melihat juga, seperti minyak goreng, telur, hadir juga Dharma Jaya dengan daging ayam dan daging sapi. Semua stok Insyaallah aman," tegasnya.
Lebih lanjut, Teguh memaparkan, ada beberapa komoditas utama yang mengalami inflasi di Jakarta. Pada November 2024, ada lima komoditas utama penyumbang inflasi Jakarta secara bulanan (mtm), yaitu bawang merah, tomat, emas perhiasan, daging ayam ras, dan minyak goreng.
Secara tahunan (yoy), lima komoditas utama penyumbang inflasi Jakarta, yakni emas perhiasan, beras, kue kering berminyak, sewa rumah, dan upah asisten rumah tangga.
Hingga akhir tahun 2024, inflasi di Provinsi DKI Jakarta diperkirakan mengalami kenaikan seiring dengan aktivitas ekonomi yang meningkat, khususnya menjelang Natal dan Tahun Baru.
Namun, inflasi Jakarta diperkirakan tetap terkendali dan berada dalam kisaran sasaran inflasi nasional sebesar 2,5 persen ± 1 persen.
Beberapa komoditas pangan diperkirakan masih mengalami tren kenaikan harga ke depan seiring dengan kenaikan permintaan masyarakat pada Hari Raya Natal Tahun 2024 dan Tahun Baru 2025, serta implikasi perubahan harga komoditas global.