JAKARTA - Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan perdamaian antarumat beragama menjadi tolok ukur prestasi terbesar kementerian yang sedang dipimpinnya itu selain ukuran formal seperti predikat wajar pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan.
Pernyataan tersebut diungkapkan Nasaruddin dalam Seminar Natal Nasional 2024 yang mengusung tema Gereja Berjalan Bersama Negara: Semakin Beriman, Humanis dan Ekologis di Auditorium M.H Rasjidi Kementerian Agama, Jakarta, Kamis, 19 Desember.
Menurut dia, kunci untuk mencapai perdamaian antarumat beragama tersebut adalah rasa cinta, keikhlasan hati setiap individu dalam menerima berbagai perbedaan pandangan, khususnya kalangan pemimpin maupun tokoh agama dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Jika cinta sudah bekerja maka perbedaan akan hilang, tembok tinggi akan runtuh dan yang terjadi adalah kesatuan persatuan,” kata Menag, seraya menekankan hal ini sebagaimana semboyan negara, yakni Bhineka Tunggal Ika (walau berbeda tetap satu jua) yang sudah melekat dalam jiwa rakyat Indonesia.
Kemenag dari serangkaian program kerjanya dinilai cukup berhasil untuk menumbuhkan perdamaian antarumat beragama di Indonesia. Berdasarkan hasil survei Badan Litbang dan Diklat Kemenag yang mencatat indeks kerukunan umat beragama (IKUB) pada 2024 meningkat menjadi sebesar 76,47 persen dibandingkan dua tahun sebelumnya sebesar 73,09 persen.
Pada level selanjutnya, Nasaruddin berharap perdamaian berasaskan kecintaan antarumat beragama tersebut juga perlu diaplikasikan ke dalam upaya pelestarian lingkungan, sehingga kekayaan sumber daya di Indonesia tidak dipandang sebagai objek eksploitasi dan memicu kerusakan alam yang lebih buruk.
Poin ini menjadi topik utama dari Seminar Natal Nasional 2024 yang diikuti oleh Menteri HAM Natalius Pigai, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendroprioyono, berikut sejumlah akademisi, tokoh dan cendekiawan keagamaan lainnya itu.
“Bahasa agama lebih efektif dari bahasa formal melalui undang-undang karena akan menembus ke relung yang dalam. Ungkapan hati saya yang sangat dalam, tantangan yang kita hadapi sebagai umat beragama ini tidak ringan tapi tidak boleh putus asa. Ajaran semua agama apapun tidak boleh membiarkan umatnya putus asa, sebesar apapun tantangan harus di atasi sebagai ujian untuk naik kelas sebagai kehendak tuhan,” ujarnya.
Nasaruddin juga berkomitmen bahwa Kemenag akan terus melayani semua kebutuhan umat beragama di Indonesia, termasuk menjalankan misi sosial-ekologi Deklarasi Istiqlal 2024 yang ditandatanganinya ketika menjadi Imam Besar Masjid Istiqlal, dengan Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Paus Fransiskus.