Bagikan:

JAKARTA – Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah menilai bahwa kepemimpinan Bahlil Lahadalia membawa berbagai masalah ke internal Partai Golkar, mulai dari proses terpilihnya hingga pemilihan pengurus di tingkat DPP.

“Terpilihnya Bahlil cenderung dipaksakan karena faktor tertentu, utamanya terkait relasinya dengan Jokowi pada pemerintahan lalu, saat ini Jokowi tidak lagi berkuasa, bukan tidak mungkin Bahlil juga akan hadapi masalah di internal,” ujarnya, Minggu 17 November 2024.

Menurut dia, persoalan di internal Partai Golkar seperti menunjukkan bahwa Bahlil memang tidak sepenuhnya diharapkan menduduki kursi ketua umum. Hal ini berpotensi membuat Golkar terus mengalami kemunduran yang puncaknya bisa terjadi di Pemilu 2029.

“Menguji kemunduran Golkar memang harus menunggu Pemilu 2029, meski Pilkada 2024 juga bisa menjadi salah satu acuan. Namun, saat ini bisa kita cermati bila Bahlil memang tidak sepenuhnya diharapkan,” terangnya.

Dedi juga melihat Golkar kehilangan tokoh berpotensi usai kemunduran Airlangga Hartarto sebagai ketua umum. Bahkan, para kader yang dulu berkharisma justru dinilai meredup sehingga mengharuskan tokoh bermasalah memasuki struktur kepartaian.

Dia menyarankan, Partai Golkar harus segera mengubah struktur kepengurusan untuk mengatasi berbagai persoalan di internal mereka. Bahkan, tidak menutup kemungkinan bila Bahlil Lahadalia tergusur dari kursi ketua umum bila problematikan Golkar terus membesar.

“Bisa saja Bahlil tidak bisa bertahan bila di Pilkada 2024 nanti calon-calon Golkar bertumbangan. Kan tidak tertutup kemungkinan berbagai faksi yang ada di internal berpikir untuk menyelesaikan persoalan secara dini agar tidak tumbang di Pemilu 2029,” kata Dedi.