JAKARTA - Calon Gubernur Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung tak mempermasalahkan sikap warga kampung Tanah Merah, Jakarta Utara, mencabut dukungan kepadanya di Pilgub Jakarta.
"Bagi saya pribadi, mau warga manapun mendukung sebelumnya atau tidak saya enggak, enggak masalah sama sekali," kata Pramono ditemui di Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, Selasa, 12 November.
Lagipula, Pramono mengaku akan tetap menyelesaikan permasalahan permukiman warga Tanah Merah jika nanti memenangkan pilkada dan menjadi Gubernur Jakarta periode lima tahun ke depan, meskipun tak mendapat dukungan.
"Toh kalau saya tetap terpilih jadi gubernur akan saya selesai," ucap Pramono.
Pada 30 Oktober lalu, Pramono menandatangani kontrak politik dengan sekelompok warga Tanah Merah yang menyatakan dukungan padanya di Pilgub Jakarta. Namun belakangan, warga mencabut dukungan mereka.
Saat menyatakan cabut dukungan, penanggung jawab Aliansi Kampung Tanah Merah, Jones Naibaho menyatakan isi kontrak politik yang mereka sepakati dengan Pramono ternyata bisa merugikan warga.
Jones mengaku terdapat kekeliruan yang tak sempat dicek kembali olehnya saat meneken kontrak politik dengan Pramono. Sebab, dalam dokumen tersebut, warga masih merasa terancam diusir dari tempat tinggalnya yang berada dalam area buffer zone Depo Pertamina.
Tim pemenangan Pramono Anung-Rano Karno lantas mengklarifikasi polemik warga kampung Tanah Merah yang mencabut dukungan kepada pasangan cagub-cawagub Jakarta nomor urut 3 tersebut.
BACA JUGA:
Anggota timses Pramono-Rano, Jhonny Simanjuntak menegaskan awalnya pihaknya telah menyepakati kontak politik yang ditandatangani Pramono dan perwakilan warga Tanah Merah. Dengan pencabutan dukungan ini, Jhonny menduga ada pihak tertentu yang berupaya memperkeruh suasana.
"Kami telah berbicara dengan mayoritas warga Tanah Merah dan mereka mendukung kesepakatan yang telah dibuat pertama kali. Kami menyayangkan ada oknum yang memperkeruh suasana," kata Jhonny kepada wartawan, Senin, 11 November.
Jhonny menekankan dokumen yang disepakati untuk menjadi kontrak politik merupakan draf awal yang dibahas bersama-sama. Yang jadi masalah, tiba-tiba warga Tanah Merah menyodorkan draf baru yang isinya berbeda dari dokumen awal.
"Pada hari pelaksanaan, draft kontrak yang dibawa oleh perwakilan Tanah Merah telah berubah format menjadi kop merah dengan isi yang berbeda dari draft awal yang disetujui," jelas Jhonny.
"Berdasarkan komunikasi sebelumnya dan dokumentasi yang ada, saudara Jones Naibaho menyatakan sepakat untuk menggunakan draft awal, dan akhirnya, kop merah yang berisi perubahan tidak jadi ditandatangani," tambahnya.
Sehingga, Jhonny tak mengerti mengapa Jones Naibaho secara tiba-tiba menarik dukungan kepada Pramono-Rano dan berencana mengalihkan dukungannya ke Ridwan Kamil-Suswono.
"Padahal, draft kontrak politik tersebut dibuat, disampaikan, dan telah disepakati sebelumnya oleh pihak Jones Naibaho," pungkasnya.