Bagikan:

GARUT - Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, Nurdin Yana menyatakan, dua bangunan sekolah yang rusak akibat diguncang gempa bumi di Kecamatan Pasirwangi siap dibangun kembali. Target pembangunan hingga rampung berlangsung dua bulan.

Pembangunan dua sekolah itu merupakan langkah awal pemerintah untuk kembali membangun sekolah terdampak gempa di Garut. Meski, hasil pendataan di lapangan tercatat 21 sekolah yang rusak.

"Mudah-mudahan itu hanya dua bulan yang diperlukan untuk membangun atau merekonstruksi bangunan SD tersebut," kata Nurdin Yana di Garut, Antara, Rabu, 2 Oktober. 

Pemkab Garut dalam membangun dua sekolah itu menggandeng Yayasan Bakti Barito bekerja sama dengan Yayasan Kitabisa, dan Star Energy yang menyanggupi menyelesaikan rekonstruksi dua sekolah yang terdampak gempa yakni SD Negeri Barusari 3, dan 4 di Kecamatan Pasirwangi.

Adanya kepedulian dari yayasan dan Star Energy itu, kata dia, telah membantu pemerintah daerah dalam menyelesaikan daerah yang terdampak gempa bumi, di antaranya pembangunan sekolah agar bisa kembali digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.

"Saya kira ini sangat penting bagi kita, dalam kondisi keterbatasan anggaran pada kita, alhamdulillah Yayasan Bakti Barito siap untuk membangun secara penuh," katanya.

Rencana pembangunan sekolah itu, kata dia, sudah dibahas bersama dengan yayasan mulai dari persiapannya dan juga regulasi yang harus disiapkan oleh pemerintah daerah sebelum dimulai pembangunan.

Pemkab Garut akan menyiapkan regulasi yang mendasari rekonstruksi sekolah seperti menerbitkan surat untuk perizinan pembongkaran pada dua sekolah, sehingga yayasan tersebut segera melakukan proses pembangunan.

"Hanya izin bongkar dari kita keluar, setelah itu nanti bersama dengan masyarakat untuk meruntuhkan, untuk membongkar bangunan tersebut, setelah steril baru dilakukan pengerjaan oleh mereka," katanya.

Hasil pembahasan pembangunan itu, pihak yayasan menyanggupi pembangunan untuk satu sekolah lamanya satu bulan, dan untuk dua sekolah itu ditargetkan dua bulan sudah selesai.

Untuk sekolah lain, sambungnya, rencananya akan diusulkan perbaikan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar secepatnya terealisasi.

"Sebetulnya kita kan ada 21 SD yang agak bermasalah di wilayah terdampak gempa itu, tapi alhamdulillah dua sudah selesai," katanya.