Bagikan:

JAKARTA -  Ledakan yang berulang kali terjadi di pinggiran selatan Beirut tempat Israel melancarkan serangan udara pekan ini ini telah mendorong Zeina Nazha dan putrinya yang masih kecil mengungsi di pantai kota untuk mencari keselamatan dari perang di Lebanon.

Dia dan beberapa orang lainnya dari pinggiran kota, yang dikenal sebagai Dahiyeh—markas musuh Israel, Hizbullah, yang didukung Iran— tidur dengan selimut di bawah langit terbuka atau di tenda dan tempat perlindungan sementara lainnya tanpa tempat yang lebih aman untuk dituju.

Peningkatan operasi militer Israel di Lebanon selama dua pekan terakhir telah membuat satu juta orang meninggalkan rumah mereka di selatan, di Beirut dan di lembah Bekaa di timur, menurut pemerintah Lebanon.

Israel mengatakan operasi militer diperlukan untuk membuat wilayah utaranya aman dari serangan roket Hizbullah dan memungkinkan ribuan warganya pulang.

“Ada pemboman di lingkungan al-Sallem. Kami tinggal sebentar di sana dan keluarga saya melarikan diri,” kata Nazha dilansir Reuters, Selasa, 1 Oktober.

“Situasi yang kita jalani sangat sulit, banyak orang sekarat,” imbuhnya.

Dia dan putrinya menghabiskan malam dengan tidur di corniche, jalan-jalan tepi pantai di sekitar kawasan pusat Beirut yang di masa damai merupakan pusat kehidupan kota, dipenuhi dengan keluarga yang berjalan-jalan atau duduk-duduk dan makan.

Pemerintah dan badan-badan swasta/amal telah mendirikan banyak tempat penampungan di sekolah-sekolah dan fasilitas-fasilitas lain untuk menampung orang-orang yang kehilangan tempat tinggal akibat pertempuran.

Namun Nazha mengatakan semua yang dikunjunginya sudah penuh.

Di dekatnya, Mohamed Terkmene, seorang pria Suriah yang tinggal di Lebanon yang juga menjadi pengungsi akibat konflik tersebut, mengatakan dia telah tidur di pantai selama empat hari.

Dia mengatakan tentara datang untuk memberitahu dia dan tetangganya agar mengevakuasi rumah Dahiyeh mereka.

“Kami tidak bisa tidur dan tidak tahu berapa lama kami akan tinggal di sini. Sebulan, dua bulan, satu atau dua minggu, sampai perang ini selesai,” ujarnya.