Bagikan:

JAKARTA - Serangan Israel ke ratusan sasaran Hizbullah menewaskan 182 orang. Serangan ini menjadi hari paling mematikan di Lebanon dalam hampir satu tahun konflik terkait Israel.

Setelah baku tembak lintas batas terberat sejak konflik berkobar, Israel memperingatkan warganya untuk mengevakuasi daerah-daerah yang menurut mereka merupakan tempat penyimpanan senjata.

Setelah hampir setahun berperang melawan Hamas di Gaza di perbatasan selatannya, Israel mengalihkan fokusnya ke perbatasan utara, tempat Hizbullah menembakkan roket ke Israel untuk mendukung sekutunya, Hamas.

Militer Israel pada Senin, 23 September, menargetkan Hizbullah di selatan Lebanon, lembah Bekaa timur dan wilayah utara dekat Suriah dalam serangan yang paling luas.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel menghadapi “hari-hari yang rumit” ketika mereka meningkatkan serangan terhadap Hizbullah di Lebanon selatan dan meminta Israel untuk tetap bersatu ketika kampanye tersebut berlangsung.

“Saya berjanji bahwa kami akan mengubah keseimbangan keamanan, keseimbangan kekuatan di utara – itulah yang kami lakukan,” katanya dalam pesan setelah penilaian situasi di markas militer di Tel Aviv dilansir Reuters, Senin, 23 September.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan tindakan tersebut akan terus berlanjut.

“Sampai kita mencapai tujuan kita untuk mengembalikan penduduk utara dengan selamat ke rumah mereka,” imbuhnya.

Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan 182 orang tewas, termasuk wanita, anak-anak dan petugas medis, dan 727 orang terluka dalam serangan Israel pada Senin.

Juru bicara militer Israel Avichay Adraee mengatakan di X, lebih dari 300 sasaran Hizbullah telah diserang sejauh ini setelah peringatan sebelumnya serangan udara akan segera terjadi terhadap rumah-rumah di Lebanon di mana Hizbullah menyembunyikan senjata.