JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggelar simulasi gempa bumi di SMPN 50 Jakarta, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis 19 September.
Ketua Sub Kelompok Urusan Kesiapsiagaan BPBD DKI Jakarta, Embai Suhaini menyebutkan, kegiatan ini dalam rangka pelatihan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di tingkat sekolah.
"Sekaligus untuk merespons isu potensi gempa megathrust (berskala besar) yang kian marak, sehingga para siswa sekolah agar lebih peka dalam menghadapi bencana, khususnya gempa bumi," katanya.
Menurut dia, simulasi ini adalah pembelajaran sehingga mereka akan tahu pada saat terjadinya gempa bumi, apa yang akan mereka lakukan.
"Jadi, meningkatkan kemampuan kapasitas ke anak murid itu sangat penting," kata Embai.
Dia menyebutkan, rangkaian kegiatan ini dimulai dengan memberikan pelatihan dan sosialisasi terkait bencana alam termasuk gempa bumi kepada murid dan guru di sekolah.
Dalam pelatihan itu, siswa dan guru diperkenalkan soal berbagai macam bencana, cara menghadapi bencana hingga melakukan evakuasi.
Hari selanjutnya, murid dan guru pun melakukan praktek kegiatan-kegiatan yang telah disosialisasikan terkait kebencanaan itu.
"Jadi, ada orang-orang yang menjadi petugas kebencanaan di sekolah sehingga saat simulasi, diharapkan sudah teratur, ada orang-orang yang bertugas membunyikan sirene, evakuasi dan tahu harus kemana titik evakuasi. Itu yang dibiasakan ke anak-anak kita. Intinya, ini bisa mengurangi dampak dari resiko bencana," katanya.
Embai mengatakan kegiatan ini akan tetap dilaksanakan untuk sekolah-sekolah lain. Adapun tahun ini ditargetkan 96 sekolah di Kecamatan Gambir dan Kramat Jati akan mendapatkan kegiatan serupa.
Adapun kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara BPBD DKI dengan USAID-KUAT (Komunitas Perkotaan Untuk Aksi Tangguh) dan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) DKI Jakarta.
Project Director USAID KUAT, Bill Marsden mengatakan perlunya kolaborasi dan komitmen berbagai pihak untuk meningkatkan kesiapsiagaan sekolah dalam menghadapi gempa.
"Kolaborasi berbagai pihak salah satunya FPRB DKI Jakarta sangat diperlukan untuk dilakukan secara rutin, setidaknya setahun sekali untuk melakukan simulasi untuk menghadapi risiko gempa bumi," ujarnya.
BACA JUGA:
Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 50 Jakarta, Syamsul Hadri mengatakan kegiatan ini diikuti oleh total 300 siswa dan murid.
Dia pun menyambut baik simulasi kegempaan ini karena bisa memberikan kepekaan terhadap siswa untuk tahu saat menghadapi bencana.
"Di sekolah ini ada kegiatan pembiasaan sebelum masuk, maka simulasi ini akan diperkuat di kegiatan pembiasaan itu. Mungkin seminggu sekali atau sebulan sekali masing-masing kelas akan tampil," ucapnya.
SPAB merupakan program yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek untuk meningkatkan kemampuan sumber daya di satuan pendidikan dalam menanggulangi dan mengurangi risiko bencana.