Bagikan:

JAKARTA - Seminar Peningkatan Kinerja Logistik di Indonesia: Refleksi, Tantangan, dan Peluang Sistem Logistik Nasional (Sislognas) yang digelar di Aula Barat ITB, Bandung, 25 Juli 2024, disambut positif pelaku industri logisik.

Satu di antaranya Purnomo, pelaku usaha transportasi logistik darat. Direktur Utama PT. Lazuardo Logistic Indonesia ini mendukung penuh upaya pemerintah yang akan mendorong transformasi digital, penggunaan multimoda single tarif, optimalisasi trayek tol laut, dan penguatan konektivitas dengan penetapan hub dan spoke, serta peningkatan aksesibilitas antarwilayah.

Menurut Purnomo, penguatan sislognas dapat dicapai melalui program penguatan ekosistem logistik nasional, program penguatan infrastruktur dan konektivitas, program peningkatan daya saing SDM dan penyedia jasa logistik, serta program transformasi digital layanan logistik.

"Beragam upaya inovasi untuk meningkatkan kinerja logistik di Indonesia telah banyak dilakukan, hanya saja perubahan ini terjadi pada sektor yang parsial dan kurang cepat dan tepat. Butuh perubahan yang menyeluruh, cepat, dan tepat untuk meningkatkan kinerja logistik di Indonesia agar dapat berpengaruh secara signifikan pada aransemen pasar," kata Purnomo.

Saat ini, kesiapan industri 4.0 Indonesia masih di level 2 sehingga diperlukan pengembangan SDM logistik yang mempertimbangkan kebutuhan pengguna, body of knowledge, serta KKNI.

Persoalan logistik nasional disadari sebagai masalah mendesak yang harus mengalami perbaikan berarti, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih optimal. Memberikan kepastian pemerataan pembangunan serta memastikan keterlibatan pelaku usaha industri logistik yang lebih maksimal dalam internasional suplay chain.

Purnomo juga berharap pemerintah menemukan upaya-upaya yang bisa menjadi loncatan bagi penurunan biaya logistik, pada saat yang sama menjamin pemerataan pembangunan.

Ketua Pusat Pengkajian Logistik ITB, Titah Yudhistira, belum lama ini mengatakan bahwa kemajuan industri logistik sangat penting dalam menunjang perekonomian negara. Terlebih, untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 diperlukan penguatan logistik nasional.

"Tujuan Sislognas yang ditargetkan dalam Perpres itu kaitan erat dengan penurunan biaya logistik, ketersediaan komoditas pokok dan strategis, serta kesiapan menghadapi integritas pasar ASEAN yang belum sepenuhnya terpenuhi," ujar Titah.