Bagikan:

JAKARTA - Gempa Bumi berkekuatan magnitudo (M) 4.4 mengguncang wilayah Kabupaten Batang dan sekitarnya, Minggu 7 Juli pukul 14.35 WIB. Guncangan gempabumi itu dirasakan cukup kuat di Kabupaten Batang, Kabupaten Pekalongan dan Kota Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah.

Menurut hasil kaji cepat sementara, gempabumi dengan pusat kedalaman 6 kilometer itu menyebabkan kerusakan dengan rincian meliputi 3 rumah rusak berat, 5 rumah rusak ringan, 1 tempat ibadah rusak ringan, 1 sekolah rusak sedang dan kantor Bupati Batang rusak sedang. 

Setidaknya, gempa bumi dangkal itu telah berdampak di 6 desa di Kecamatan Batang, 3 desa di Kecamatan Warungasem dan 1 desa di Kecamatan Wonotunggal.

Gempabumi yang berpusat di koordinat 7.00 LS, 109.71 BT itu juga menyebabkan empat warga mengalami luka setelah terkena reruntuhan bangunan. Adapun rinciannya;

1. Sri Mukartuna, 37 tahun Dukuh Ketandan Rt.01 Rw.03 Kelurahan Proyonanggan Utara, Kecamatan Batang mengalami luka ringan

2. Cati, 78 tahun, Dukuh Ketandan Rt.01 Rw.03 Kel. Proyonanggan Utara Kecamatan Batang  mengalami luka di kepala

3. Yuyun Safarih, 42 tahun warga Desa Kalisalak Rt.01 Rw.02 Kecamatan Batang mengalami luka di kepala

4. Sapiin, 65 tahun warga Kelurahan Karangasem Selatan, Kecamatan Batang dirujuk ke RSUD Kalisari Batang

Dikutip Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Batang bersama TNI, Polri dan unsur forkopimda lainnya tengah melakukan asesmen lanjutan guna mendata kerusakan bangunan lainnya dan melakukan pertolongan kepada warga terdampak.

"Tim gabungan tersebut juga menyiapkan lokasi pengungsian termasuk pendataan warga," Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhar dalam keteranganya, Minggu petang.

BNPB mengimbau kepada masyarakat khususnya di wilayah Batang dan sekitarnya agar tetap tenang dan waspada terhadap potensi gempa bumi susulan.

"Sebagaimana diketahui bahwa penyebab jatuhnya korban jiwa bukan karena gempa namun karena faktor bangunan yang tidak kuat menahan guncangan," paparnya.

Sebagai salah satu bentuk kesiapsiagaan berbasis keluarga, masyarakat dapat membuat sistem peringatan dini sederhana dengan menggunakan peralatan dapur seperti beberapa panci yang disusun bertingkat sehingga mudah jatuh jika terjadi guncangan gempa. Suara jatuhnya panci tersebut akan menjadi "peringatan dini" bagi pemilik rumah, sehingga lebih meningkatkan kesiapsiagaan.

Masyarakat juga diharapkan untuk tidak terpengaruh terhadap kabar yang tidak benar terkait gempa bumi. Masyarakat diimbau untuk selalu memperbarui informasi dari instansi terkait seperti BMKG, BNPB, BPBD, TNI maupun Polri.