Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Pertahanan China Wu Qian menegaskan kemerdekaan Taiwan berarti perang.

“Perpecahan tidak membawa perdamaian,” kata Wu, merujuk pada pemisahan Taiwan dari China daratan dilansir ANTARA dari Anadolu, Kamis, 30 Mei.

Pernyataan itu muncul setelah latihan militer skala besar China di sekitar Taiwan pekan lalu, setelah pelantikan William Lai Ching-te sebagai pemimpin di pulau yang dianggap sebagai milik Beijing.

Wu menegaskan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China “sepenuhnya siap dan tetap waspada.”

“Kami akan mengambil tindakan tegas untuk menghancurkan upaya separatis ‘kemerdekaan Taiwan’ dan menggagalkan campur tangan asing,” kata Wu menanggapi pidato kepresidenan Lai.

“Taiwan adalah bagian dari China. Cara menyelesaikan isu Taiwan adalah urusan 1,4 miliar warga China, bukan sesuatu yang bisa diintervensi oleh AS,” kata Wu.

Ia mengecam ungkapan kekhawatiran yang disampaikan Departemen Luar Negeri AS atas latihan militer China di sekitar Taiwan.

Wu mengkritik AS atas "narasi palsu" seputar kebebasan navigasi.

“Itu adalah narasi yang salah. Ada perbedaan besar antara navigasi dan pelanggaran, serta antara kebebasan dan kemauan,” kata Wu.

 

Dia bereaksi terhadap Laporan Kebebasan Navigasi Departemen Pertahanan AS untuk tahun 2023.

“Kami dengan tegas menentang ‘pelanggaran yang disengaja’ dan menentang negara mana pun yang melakukan provokasi yang melanggar hukum atas nama ‘kebebasan navigasi’ untuk merugikan kedaulatan dan keamanan negara-negara pesisir serta merusak perdamaian dan stabilitas regional,” ujar Wu.

AS dan sekutunya secara rutin melakukan pelayaran kapal perang dan menerbangkan pesawat militer di Laut China Selatan yang disengketakan, serta di perairan dan di atas Selat Taiwan, dengan alasan kebebasan navigasi di wilayah udara dan perairan internasional.

Beijing menentang kegiatan semacam itu dan sebagai tanggapannya mereka menerjunkan pesawat militer dan kapal perangnya sendiri.