JAKARTA - Banjir kembali merendam empat desa di wilayah utara Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, akibat tingginya curah hujan beberapa hari terakhir.
"Ada beberapa desa yang sudah melapor. Sampai saat ini sudah ada empat desa yang terdata," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur, Multazam di Sampit, dilansir ANTARA, Senin, 27 Mei.
Data dihimpun BPBD Kotawaringin Timur, empat desa yang sedang dilanda banjir tersebut berada di dua kecamatan. Tiga desa berada di Kecamatan Telaga Antang yang meliputi Desa Tumbang Boloi, Tumbang Bajenei dan Tumbang Sangai RT 01, sedangkan satu desa lainnya yaitu Desa Tumbang Manya Kecamatan Antang Kalang.
Kondisi banjir yang terjadi di tiga desa di Kecamatan Telaga Antang mencapai ketinggian air 50-120 centimeter, sedangkan banjir di Kecamatan Antang Kalang berkisar 50-80 centimeter.
Keempat desa ini berada di wilayah utara Kotawaringin Timur yang juga merupakan wilayah hulu sungai. Sebagian wilayah utara yang meliputi enam kecamatan yakni Parenggean, Mentaya Hulu, Antang Kalang, Telaga Antang, Tualan Hulu dan Bukit Santuai, memang sering dilanda banjir saat musim hujan seperti sekarang.
Banjir yang cukup dalam saat ini membuat aktivitas masyarakat mulai terganggu. Warga juga semakin waspada terhadap kemungkinan banjir masih bertahan atau malah semakin dalam akibat hujan yang masih sering terjadi.
Multazam mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan yang bisa terjadi. Pihaknya juga berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan dan desa untuk memantau perkembangan kondisi dari waktu ke waktu.
Jika dibutuhkan, maka upaya tanggap darurat dilakukan dengan disertai penyaluran bantuan untuk korban terdampak banjir. Langkah ini dilakukan bersama instansi terkait, khususnya Dinas Sosial.
"Rencananya TRC (Tim Reaksi Cepat) turun ke lokasi untuk melakukan kaji cepat kondisi di lapangan sebagai bahan pertimbangan dalam penanganan," ujar Multazam.
BPBD Kotawaringin Timur juga terus berkoordinasi dengan BMKG Stasiun Meteorologi Haji Asan Sampit untuk memantau perkembangan dan prakiraan cuaca.
Ini merupakan bagian dari antisipasi dini terhadap kemungkinan perubahan cuaca yang berpotensi bencana seperti banjir, longsor, angin kencang dan lainnya dengan harapan masyarakat bisa meningkatkan kewaspadaan sehingga dapat mengurangi potensi risiko.