Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah India memutuskan untuk menutup situs wisata Taj Mahal. Selain Taj Mahal, banyak monumen dan situs nasional seperti Gua Ajanta dan Ellora dan tempat besar keagamaan seperti kuil Siddhivinayak di Mumbai, terpaksa ditutup.

Upaya-upaya tersebut dilakukan untuk mengendalikan penyebaran COVID-19 yang meningkat di Asia Selatan secara pesat. Pemerintah India juga mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan dan visa, serta melarang masuk warganya yang habis bepergian dari negara-negara Uni Eropa, Turki, dan Inggris.

Dilansir dari Reuters, kawasan Maharashtra merupakan negara bagian India yang menjadi area terdampak paling parah dari COVID-19. Di area tersebut terdapat 39 kasus yang terkonfirmasi atau sekitar seperempat dari 120 kasus yang dikonfirmasi di Negeri Bollywood tersebut.

Mumbai, ibu kota Maharashtra merupakan kota berpenduduk padat yang diperkirakan lebih dari 18 juta jiwa tinggal di sana. Sejak mewabahnya COVID-19, pemerintah telah mengambil kebijakan untuk mengurangi aktivitas karyawannya hingga 50 persen.

Tak hanya itu, pemerintah India juga memiliki kebijakan untuk melabeli setiap warganya dengan tanda khusus di pergelangan tangan. Label gelang itu akan digunakan rumah sakit untuk memantau setiap warga yang baru saja kembali dari luar negeri. 

"Saya mengusulkan kita membuat dana darurat untuk COVID-19," kata Perdana Menteri India Narendra Modi, Selasa, 17 Maret.

Tanda yang bertuliskan 'Karantina Rumah' akan menjadi petunjuk bagi petugas medis untuk mendata setiap pasiennya. Rekam medis itu akan meliputi tanggal, jumlah pasien dan durasi waktu yang harus mereka lakukan untuk menjalani karantina mandiri maupun rumah sakit.

Peraturan-peraturan tersebut diumumkan Senin 16 Maret 2020 malam. Tak hanya itu India juga sedang menyusun  tim respons cepat dokter dan spesialis untuk darurat COVID-19, dengan estimasi dana mencapai 10 juta dolar Amerika. 

“Ini bisa berdasarkan kontribusi sukarela dari kita semua. India dapat memulai dengan tawaran awal sebesar 10 juta dolar Amerika. Setiap dari kita (negara SAARC) dapat menggunakan dana tersebut untuk memenuhi biaya tindakan COVID-19. Menteri Luar Negeri kami, melalui kedutaan besar kami, dapat berkoordinasi dengan cepat untuk menyelesaikan konsep dana ini dan pengoperasiannya," kata PM Modi. 

PM Modi mengajak anggota SAARC yaitu Afghanistan, Bangladesh, Bhutan, Maldives, Nepal. Pakistan, dan Sri Lanka untuk terus bekerja sama melawan COVID-19. 

"Kita dapat menghadapi dengan ini bersama, tidak terpisah-pisah. Tidak kebingungan, tidak panik," katanya setelah para pemimpin enam negara dan menteri kesehatan Pakistan menyampaikan pandangan mereka tentang tantangan di negara mereka masing-masing dan kesiapan mereka untuk memerangi COVID-19.