Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak mendapat tekanan keras untuk menghentikan penjualan senjata ke militer Israel (IDF) menyusul tujuh pekerja kemanusiaan World Central Kitchen (WCK) tewas di Gaza dalam serangan udara yang ditargetkan militer IDF.

Mengutip Al Jazeera, Kamis 4 April, sebanyak tiga partai oposisi dan beberapa anggota parlemen dari Partai Konservatif yang berkuasa di Inggris mengatakan bakal mempertimbangkan untuk menangguhkan penjualan senjata kepada Israel pada Rabu 3 April.

Partai Demokrat Liberal menyerukan agar ekspor senjata ke Israel ditangguhkan, sementara Partai Nasional Skotlandia mendukung langkah tersebut dan meminta agar parlemen membahas krisis tersebut usai libur Paskah.

“Hal terpenting sekarang adalah, saran tersebut dipublikasikan sehingga kita semua dapat memahami dengan jelas bahwa jika telah terjadi pelanggaran terhadap hukum kemanusiaan internasional –-dan saya memiliki kekhawatiran yang sangat serius-– maka penjualan senjata akan dihentikan,” kata kepala kebijakan luar negeri Partai Buruh, David Lammy, kepada wartawan, Kamis 4 April.

Sementara itu, tiga mantan hakim Mahkamah Agung, 600 pengacara, akademisi hukum dan eks hakim senior sepakat menyerukan agar Pemerintah Inggris menghentikan penjualan senjatanya ke Israel.

Seruan itu tertulis dalam surat setebal 17 halaman yang ditujukkan untuk PM Inggris Rishi Sunak. Mereka mengingatkan Inggris bisa dinilai terlibat dalam genosida di Gaza.

“Menyediakan bantuan dan material militer kepada Israel dapat membuat Inggris terlibat dalam genosida serta pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional,” tulis surat tersebut.

Sebanyak tujuh pekerja kemanusiaan WCK tewas dihantam serangan udara yang sengaja ditargetkan militer Israel.

Para korban itu menumpangi dua mobil lapis baja dengan logo besar WCK di samping hingga atas kap kendaraan. Mereka juga telah berkoordinasi dengan militer Israel terkait aktivitas WCK itu.

Namun, para pekerja sosial itu tetap dihantam rudal saat konvoi kendaraan usai mengawasi pembongkaran 100 ton bantuan makanan yang dibawa ke Gaza melalui laut.

Ketujuh relawan yang menjadi korban tewas merupakan warga negara Australia, Inggris dan Polandia serta seorang warga Palestina dan warga negara ganda Amerika Serikat dan Kanada.