DIY - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengajukan perpanjangan status siaga darurat bencana untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi pada musim hujan ini.
"Kami mendapatkan informasi dari BMKG jika potensi bencana masih tinggi, untuk itu kami akan mengajukan perpanjangan status siaga darurat bencana hidrometeorologi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Makwan di Sleman, Senin 26 Februari, disitat Antara.
Sebelumnya status siaga darurat bencana di Kabupaten Sleman diberlakukan mulai 1 Desember 2023 hingga 28 Februari 2024.
"Karena potensi bencana yang kemungkinan masih terus terjadi, kami akan mengajukan perpanjangan status siaga darurat," katanya.
Menurut dia, dengan adanya Surat Keputusan (SK) Bupati Sleman tentang Siaga Darurat Bencana diharapkan masyarakat dan pemerintah dapat lebih siap untuk menghadapi berbagai potensi bencana.
"Kami memperkirakan masih ada potensi bencana hidrometeorologi pada musim hujan hingga pancaroba, terutama bencana hidrometeorologi yang sering menyertai saat musim hujan, seperti banjir, longsor dan angin kencang akibat adanya anomali cuaca," katanya.
Ia mengatakan, BPBD Sleman juga terus berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta untuk melakukan kajian khusus yang dapat menentukan masa perpanjangan status siaga darurat tersebut.
"Perpanjangan status siaga darurat bencana sangat perlu dilakukan, karena tingginya intensitas hujan beberapa waktu terakhir juga memicu potensi bencana di wilayah lereng Gunung Merapi. Seperti banjir lahar dingin di aliran sungai berhulu Merapi. Apalagi masih tingginya aktivitas Gunung Merapi yang menyebabkan material vulkanis di puncak Merapi juga terus bertambah," katanya.
BACA JUGA:
Makwan mengatakan, dari pendataan di lapangan dalam beberapa hari terakhir tercatat ada kejadian bencana berupa banjir di wilayah Jalan Raya Candi Gebang, Ring Road Utara, dan Ambarrukmo Plaza di wilayah Kapanewon (Kecamatan) Depok.
"Kejadian ini akibat saluran air hujan atau drainase di wilayah tersebut tidak mampu menampung debit air hujan," katanya.
Selain itu, kata dia, BPBD Sleman juga melakukan penanganan kejadian bencana berupa longsor hingga pohon tumbang di puluhan titik di Kabupaten Sleman.
"Ada dua sekolah yang temboknya roboh setelah tergerus derasnya air hujan, yaitu SD Negeri Karangasem, Condongcatur, Depok dan TK Al Amin, Sinduharjo, Ngaglik," katanya.