Stres Beban Hidup dan Tak Punya Teman Curhat Jadi Alasan Perantau Asal Riau Bunuh Diri
Ilustrasi garis polisi/ Foto: Jehan/ VOI

Bagikan:

JAKARTA - Hasil penyelidikan dan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi bunuh diri, Unit Reskrim Polsek Kemayoran menemukan fakta bahwa korban RS (28) telah menyiapkan pesan sebelum insiden tragis kematiannya.

Kanit Reskrim Polsek Kemayoran, AKP Fauzan mengatakan, yang bunuh diri memang sebelumnya sudah direncanakan.

"Dia menuliskan di buku, sampai kode pin HP ditulisnya. Korban merasa beban hidupnya berat," kata AKP Fauzan saat dikonfirmasi, Jumat, 12 Januari.

Korban RS merasa tidak ada orang yang dapat bertukar pikiran dengan dirinya semasa hidup.

"Jadi dia tidak ada tempat untuk mengadu. Ingat sama ibunya sudah meninggal di Riau sana, dia ingin ikut, ingin ketemu ibunya," ujarnya.

"Korban juga meninggalkan pesan, minta untuk pemakaman (korban) disandingkan dengan (makam) ibunya," tambahnya.

Sekadar diketahui, RS bekerja di toko aksesoris handphone dan pulsa. RS nekat mengakhiri hidup di dalam kamar mandi toko tempatnya bekerja.

Jasad pria 28 tahun asal Riau itu ditemukan di sebuah konter pulsa, Jalan Harapan Mulya 3, RT 04/05, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis malam, 11 Januari.

Penemuan mayat itu bermula dari saksi bernama Chaidir mendapat telpon dari keluarga korban yang berada di kampungnya. Chaidir diminta untuk mengecek keberadaan korban RS karena pihak keluarga sebelumnya mendapatkan pesan dari korban yang meminta maaf.

"Saksi bernama Chaidir, dapat telepon dari kampung, keluarga korban, katanya korban minta maaf ke keluarganya yang di kampung. Makanya keluarga korban itu meminta kepada saksi untuk mengecek," kata Kasie Humas Polsek Kemayoran, Bripka Ricky Sihite saat dikonfirmasi, Jumat, 12 Januari.