JAKARTA - Kementerian Kesehatan menjelaskan, 446 spesimen orang dalam pengawasan, menyusul COVID-19 yang diperiksa di laboratorium. Hasilnya, hanya dua spesimen yang dinyatakan positif. Dua spesimen itu terkait dua kasus yang ditemukan di Depok, Jawa Barat.
"Total kita sudah memeriksa 446 spresimen. Dua positif, sedangkan yang sepuluh kita dalami lagi," kata juru bicara penanganan COVID-19 Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Kesehatan, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu, 4 Maret.
Total 446 spesimen ini, kata Yuri diambil dari beberapa tempat kejadian adanya dugaan penyebaran COVID-19 serta para awak kapal pesiar yaitu Diamond Princes dan Dream World. Pengujian spesimen ini, selain untuk mengetahui status dari orang dalam pengawasan itu juga untuk melacak dengan siapa saja mereka berhubungan secara langsung.
"Memang bagi kita pemeriksaan positif atau tidak positif itu lebih dimaknai untuk tracking contact. Artinya kalau dia negatif, kita tidak terlalu khawatir bahwa dia punya kontak di subcluster-nya. Tapi seadainya dia positif, ini yang kita akan kejar lagi pada subcluster-nya karena jangan-jangan dia sudah menular lagi ke orang lain," ungkap Sekretaris Direktorat Jenderal PDP Kemenkes ini.
Dalam konferensi pers itu, Yuri juga menjelaskan, Kemenkes telah melakukan pengklusteran terhadap sejumlah kasus yang ada di Indonesia. Dia menjelaskan, pertama ada kluster Bali yang diduga penyebarannya terjadi setelah ada seorang WN Jepang yang singgah di wilayah tersebut 15 Februari-19 Februari lalu. Hasilnya, dari 11 spesimen, semuanya dinyatakan negatif walau ada close contact.
Kemudian, kluster kedua adalah kluster Amigos yang merupakan lokasi dansa di mana terjadi penyebaran virus COVID-19 untuk pertama kali. "Kita sudah menangani enam orang, artinya hitungan enam termasuk kasus nomor 1 dan 2 (ibu dan anak), kita sudah mengumpulkan empat. Sekarang empat-empatnya kami isolasi di RSPI Sulianto Saroso dan pemeriksaan kita ulang lagi dua kali pemeriksaan lagi," jelasnya.
Terkait klaster Amigos ini, Yuri mengatakan saat ini sudah ada 10 orang yang bersedia menjalankan tes COVID-19 karena diduga mereka melakukan kontak langsung dengan pihak yang diduga terjangkit. Walau tak ada keluhan, namun tes ini, rencananya akan dilakukan dalam waktu dekat.
"Kami tanya mereka tidak mengeluh sakit apapun yang jelas adalah mengeluh kekhawatiran, ketakutan," tegasnya sambil menyatakan proses pelacakan dalam kluster ini akan terus dilakukan karena dia meyakini masih banyak yang melakukan kontak langsung.
Diberitakan sebelumnya, dua WNI dinyatakan terjangkit virus COVID-19 setelah melakukan kontak dengan seorang warga negara Jepang. Temuan tersebut merupakan kasus pertama di wilayah Indonesia, yang selama ini pemerintah mengaku belum ada penyebaran virus.
Dua orang ini mempunyai hubungan keluarga sebagai ibu dan anak. Setelah dinyatakan positif terjangkit COVID-19, keduanya kini dirawat di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta untuk diisolasi sesuai dengan aturan yang ada.