JAKARTA - Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengaku heran terkait gemparnya masyarakat menanggapi penyebaran virus corona atau COVID-19 selama ini. Menurutnya, virus ini sebenarnya adalah hal yang biasa saja dan tak perlu dibesar-besarkan dan jumlah korban jiwanya sebenarnya lebih sedikit dibandingkan penderita flu di dunia.
"Kita punya flu yang biasa terjadi pada kita, batuk pilek yang angka kematiannya lebih tinggi daripada corona. Tapi kenapa (corona) ini bisa hebohnya bisa luar biasa," kata Terawan dalam konferensi pers di Kantor Kemenkes, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin, 2 Maret.
Diketahui, berdasarkan informasi pada website Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit adalah badan Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikatt (CDC), penderita penyakit flu pada periode 1 Oktober 2019 hingga 22 Februari 2020, berkisar 32-45 juta. Dari angka tersebut, sebanyak 18-46 ribu orang meninggal dunia. Itu baru di Amerika saja.
Sementara untuk virus COVID-19, diketahui hingga saat ini korban jiwanya mencapai 3.048 orang yang tersebar di berbagai wilayah dan mereka yang berhasil disembuhkan mencapai 45.155 orang. Adapun total mereka yang terjangkit virus ini mencapai 89.197 orang.
Terawan melanjutkan, dia juga heran banyaknya orang mencari atau bahkan menggunakan masker meski kondisi mereka sehat saat ini. Masker, kata dia, harusnya digunakan oleh mereka yang sedang sakit.
"Orang cari masker, padahal sudah jelas itu buat yang sakit. Di rumah pasti akan diberi. Minta pasti akan diberi kalau sakit. Kalau sehat minta ke RS juga aneh, haknya orang sakit diambil," tegasnya sambil membantah adanya anggapan pemerintah kecolongan karena ada dua orang yang kini terpapar virus itu di Indonesia.
Menurut dia, saat ini Indonesia siap menghadapi virus yang awal penyebarannya dari Kota Wuhan, China. Sehingga istilah kecolongan dirasakan kurang tepat. "Istilah kecolongan itu enggak ada. Ini sudah berapa bulan (baru terjadi penularan COVID-19). Kita sudah luar biasa," ujarnya.
BACA JUGA:
Diberitakan sebelumnya, dua warga terjangkit virus COVID-19 setelah melakukan kontak dengan seorang warga negara Jepang. Temuan tersebut merupakan kasus pertama di wilayah Indonesia, yang selama ini pemerintah mengaku belum ada penyebaran virus.
Pengumuman soal adanya warga yang terjangkit virus corona ini disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Ini menjadi pasien perdana yang positif terinveksi virus dari China ini.
"Minggu yang lalu ada informasi, bahwa ada orang Jepang yang ke Indonesia kemudian tinggal di Malaysia dan di cek di sana ternyata positif corona. Tim dari Indonesia langsung menelusuri orang Jepang ini ke Indonesia bertamu ke siapa, bertemu dengan siapa ditelusuri dan ketemu," kata Jokowi di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin, 2 Maret.
Setelah ditemukan, dari hasil penelusuran terdapat dua orang yang lantas positif terjangkit virus COVID-19 akibat berhubungan dengan warga Jepang tersebut. Adapun hubungan keduanya adalah ibu dan anak yang berusia 64 tahun dan 31 tahun. "Dicek dan tadi pagi saya mendapatkan laporan dari Pak Menkes bahwa ibu ini dan putrinya positif corona," ungkap Jokowi.