JAKARTA - Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono mengatakan bahwa usia bukan menjadi tolok ukur dalam kita memilih pemimpin, melainkan diukur daru kemampuan menjawab tantangan bangsa Indonesia kedepan.
“Pemimpin yang kita butuhkan untuk menjawab tantangan bangsa yang sudah di depan mata. Sebentar lagi penduduk kita akan mencapai 300 juta jiwa dan 60 persen adalah milenial,” kata Mardiono, saat menghadiri acara pembekalan calon legislatif PPP seluruh Indonesia, di Jakarta, Sabtu.
Penduduk Indonesia yang semakin berkembang, menurut Mardiono, menuntut berbagai kesiapan fasilitas. Sehingga anak muda bisa mengasah kemampuannya dengan optimal.
“Ini merupakan tantangan besar, kita harus mempersiapkan fasilitas-fasilitas agar anak-anak kita yang menjalani kehidupan yang produktif. Misalnya fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas perumahan, dan juga fasilitas lapangan kerja,” ujarnya.
Ia mengatakan bahwa pemimpin Indonesia ke depan harus mampu mempersiapkan sumber daya manusia yang berdaya saing untuk memuluskan capaian bonus demografi.
"Manakala tidak disiapkan fasilitas-fasilitas itu maka tentu itu akan bisa menjadi produktivitas tetapi yang cenderung negatif,” kata Mardiono,
BACA JUGA:
PPP bersama PDI Perjuangan, Perindo, dan Partai Hanura mengusung pasangan Ganjar-Mahfud dalam kontestasi Pemilu 2024.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menyebut banyak pihak yang tidak menyukai pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka karena tidak siap jika Indonesia dipimpin oleh anak muda.
"Itu sebabnya banyak orang yang tidak suka terhadap pasangan Prabowo-Gibran. Banyak orang yang tidak siap dengan situasi Pemilu 2024 nanti. Disepakatinya Mas Gibran sebagai cawapres dari Koalisi Indonesia Maju sebagai bagian dari cara kita menyambut dan mempersiapkan Indonesia Emas 2045," ucap Muzani sebagaimana keterangan tertulis diterima di Jakarta, Jumat (10/11).