Bagikan:

PRAYA - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), masih menunggu hasil uji laboratorium atas adanya dugaan kasus cacar monyet yang menimpa seorang wanita di Desa Labulia, Kecamatan Jonggat.

"Sampel sudah kami kirim untuk dilakukan uji laboratorium di Surabaya. Kita tunggu hasilnya," kata Kepala Dinkes Kabupaten Lombok Tengah, Suardi dikutip ANTARA, Jumat 10 November.

Dilihat dari gejala, lanjur Suardi, memang mengarah ke sana, namun hal itu harus dipastikan dengan hasil uji laboratorium. Selain itu korban ini tidak pernah kontak dengan monyet dan gejala penyakit ini terjadi secara tiba-tiba.

"Ini masih suspek atau dugaan mengalami gejala cacar monyet," katanya.

Ia mengatakan warga yang suspek ini masih melakukan isolasi secara mandiri, agar penyakit yang diderita tidak menular. Isolasi dilakukan sembari dilakukan pengawasan oleh tenaga surveilans.

"Korban masih melakukan isolasi secara mandiri dan terus mendapatkan pengawasan dari tenaga medis," katanya.

Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk mengantisipasi penyakit ini menular ke masyarakat lainnya.

“Jadi ini baru hanya indikasi saja dan kami masih melakukan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui kapan, dimana dan siapa yang kena dan kita berharap agar masyarakat tetap mengantisipasi penyebaran cacar monyet ini dengan tentunya menggunakan APD,” katanya.

Pihaknya menegaskan virus cacar monyet termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Genus Orthopoxvirus juga termasuk virus variola dan sampai saat ini memang belum ada yang dipastikan positif penyakit ini.

“Untuk perempuan berusia 22 tahun ini masih sebatas suspek dan petugas juga sudah melakukan penanganan. Kami juga tentu harus melakukan penelusuran dari mana dia kena kalau nantinya benar cacar monyet,” katanya.

Suardi juga berharap agar tidak ada kasus cacar monyet yang menimpa warga. Namun pihaknya juga tetap mengimbau kepada warga untuk tetap waspada dalam mengatasi permasalahan penyakit ini.

"Kita tunggu hasil uji laboratorium untuk langkah penanganan selanjutnya," kata Suardi.