Bagikan:

JAKARTA - Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu menyebut pemerintah akan melakukan vaksinasi untuk menekan penyebaran penularan cacar monyet atau monkeypox di Jakarta.

Maxi menuturkan, vaksinasi monkeypox menyasar populasi yang paling beresiko, utamanya adalah laki-laki yang sempat atau orientasinya sesama jenis.

"Kriteria penerima vaksin Monkeypox adalah laki-laki yang dalam 2 minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan sesama jenis dengan atau tanpa status ODHIV," kata Maxi dalam keterangannya, Senin, 23 Oktober.

Vaksinasi cacar monyet rencananya akan dilaksanakan mulai tanggal 24 Oktober 2023 dengan jumlah sasaran sekitar 447 orang.

Vaksinasi akan diselenggarakan di fasilitas pelayanan kesehatan yang ditunjuk, yakni klinik Carlo serta puskesmas yang berada di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Timur dan Jakarta Barat.

Maxi menuturkan, vaksin ini diberikan dalam 2 dosis dengan interval 4 minggu. Adapun jenis vaksin monkeypox yang akan digunakan adalah vaksin impor yang diproduksi oleh Bavarian Nordic, Denmark dengan merk dagang JYNNEOS kemasan single-dose.

“Stok vaksin monkeypox kita aman. Saat ini, sebanyak 991 vial vaksin monkeypox sudah didistribusikan ke Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk memenuhi kebutuhan program vaksinasi monkeypox yang akan mulai diberikan Oktober ini,” urai Maxi.

Saat ini, terdapat 7 kasus aktif monkeypox serta 1 kasus yang sempat terdeteksi pada Agustus 2022 di Jakarta.

Rinciannya 1 kasus dari Jatinegara, Mampang 1 kasus, Kebayoran Lama 1 kasus, Setiabudi 2 kasus, Grogol Petamburan 1 kasus, dan Kembangan 1 kasus.

Seluruh pasien terkonfirmasi monkeypox di Jakarta adalah laki-laki usia produktif. Mayoritas atau sekitar 71 persen adalah laki-laki berusia 25-29 tahun, sementara 29 persen diantaranya adalah laki-laki berusia 30-39 tahun.

Dari hasil penelusuran, diketahui 6 pasien monkeypox juga merupakan orang dengan HIV (ODHIV), dan memiliki orientasi biseksual.

Adapun gejala yang tampak pada ketujuh kasus aktif cacar monyet ini yakni munculnya lesi dan ruam kemerahan, dan diikuti dengan demam, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri tenggorokan, myalgia, ruam, dan sulit menelan.

Saat ini, seluruh pasien sedang menjalani perawatan intensif di ruang isolasi di sejumlah rumah sakit di Jakarta. Perawatan akan dilakukan hingga luka mengering dengan sempurna.