NTB - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram langsung merubah pola pengisian ruang rawat inap pasien mengantisipasi gempa susulan agar evakuasi lebih mudah dilakukan.
Direktur Utama RSUD Kota Mataram Eka Nurhayati mengatakan, selama ini pengisian pasien rawat inap di gedung Graha Mentaram dilakukan secara acak dari lantai dua sampai lantai lima.
"Sekarang kami sudah minta petugas agar pasien rawat inap di 'Graha Mentaram' harus diisi bertahap tidak boleh acak. Jadi lantai dua harus penuh dulu baru lantai tiga diisi, begitu selanjutnya," katanya di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa 29 Agustus, disitat Antara.
Hal tersebut disampaikan menanggapi gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 7,1 sekitar 163 kilometer timur laut Lombok Utara, pada Selasa 29 Agustus sekitar pukul 02.55 WIB. Gempa di laut itu tidak berpotensi tsunami.
Berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), episenter gempa M 7,1 itu pada koordinat 6,94 derajat lintang selatan dan 116,57 derajat bujur timur. Sementara hiposenter gempa di kedalaman 525 kilometer.
BACA JUGA:
Eka mengakui, akibat gempa tersebut sejumlah pasien rawat inap termasuk di IGD keluar untuk ke halaman depan Gedung RSUD Kota Mataram untuk menyelamatkan diri sampai kondisi aman.
"Begitu adzan subuh dan kondisi mulai aman, para pasien sudah kembali ke ruang rawat masing-masing. Sedangkan, untuk dampak kerusakan fisik, sejauh ini belum ada," katanya.
Sementara menyinggung pelayanan pagi di poliklinik pascagempa, Eka mengatakan, sejauh ini tingkat kunjungan layanan di poliklinik berjalan normal seperti biasa.
"Alhamdulillah, kunjungan tetap normal namun jumlah pasti belum kami hitung. Tapi rata-rata sekitar 900 sampai 1.000 kunjungan per hari," tandasnya.