IDI Tepis Siaga Ponsel 24 Jam Aksi Perundungan ke Dokter
ILUSTRASI DOK VOI

Bagikan:

JAKARTA - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyatakan menyiagakan ponsel selama 24 jam merupakan bagian dari tanggung jawab dokter, bukan bentuk perundungan.

"Apakah perintah untuk standby (siaga) ponsel selama 24 jam merupakan bullying (perundungan)? Sama sekali bukan," kata Anggota Biro Hukum, Pembinaan, dan Pembelaan Anggota Pengurus Besar IDI Carolina Kuntardjo dalam konferensi pers  dilansir ANTARA, Selasa, 25 Juli.

Dia mengemukakan hal itu menyusul munculnya narasi yang menyebut perintah menyiagakan ponsel selama 24 jam sebagai bentuk perundungan terhadap dokter.

Carolina mengatakan dirinya dan dokter spesialis yang lain biasa menyiagakan ponsel selama 24 jam sebagai bagian dari tanggung jawab dokter kepada pasien.

Menurut dia, selalu menyiagakan ponsel merupakan kebiasaan wajar dokter sejak menjalani pendidikan.

Peserta didik yang menyatakan siap mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS), menurut Carolina harus menyiagakan ponsel selama 24 jam dan siaga melakukan operasi di luar jam jaga.

"Seperti halnya orang tua meminta anak untuk standby ponsel selalu, saya pikir itu adalah etika dasar," kata Carolina.

"Ada pasien yang harus dioperasi di luar jam jaga, apakah itu paksaan? Tidak, karena itu bentuk tanggung jawab," kata dia.

Dia mengemukakan perintah untuk menyiagakan ponsel dan menyiagakan diri sewaktu-waktu harus menjalankan tugas merupakan bagian dari pendidikan untuk menjalankan tanggung jawab setelah lulus dari program pendidikan dokter spesialis.