Bagikan:

JATENG - DPRD Kota Semarang segera mengkaji rencana kepindahan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 16 Semarang yang terdampak tol ke gedung baru, mengingat bangunannya sudah jadi.

Sekretaris Komisi D DPRD Kota Semarang Anang Budi Utomo di Semarang, Jumat, mengatakan bangunan baru SMPN 16 Semarang sudah terbangun 24 kelas meski fasilitas pendukungnya masih belum lengkap.

Ia berharap 24 kelas yang sudah terbangun itu bisa segera dimanfaatkan dengan ditempati sebagian siswa, tetapi perlu pengkajian matang karena beberapa fasilitas pendukungnya belum ada.

Sebab, kata dia, pembangunan fasilitas pendukung, seperti ruang guru, perpustakaan, dan masjid harus dianggarkan kembali pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2024.

"Kalau memakai anggaran (APBD) perubahan belum dihitung. Kami khawatir tidak bisa diupayakan di (APBD) perubahan. Makanya, nanti akan dianggarkan kembali pada APBD 2024," katanya disitat Antara.

Menurut dia, pembangunan 24 ruang kelas SMPN 16 itu menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN) melalui tukar guling dengan nilai sekitar Rp11 miliar.

Sedangkan APBD Kota Semarang, kata dia, digunakan untuk pembangunan sisi luar, seperti pagar, gerbang, hingga lapangan sekolah.

Untuk pembangunan ruang pendukung yang masih kurang, kata dia, tengah dilakukan penghitungan, namun akan dilakukan secepatnya agar siswa bisa berkonsentrasi dalam pembelajaran.

Karena itu, Anang mengatakan bahwa Komisi D DPRD Kota Semarang dalam waktu dekat akan mengundang Dinas Pendidikan setempat untuk rapat dengar pendapat (RDP) membahas kepindahan siswa SMPN 16 ke bangunan baru.

"Harapannya, tahun ini bisa. Apakah pindah sebagian (siswa) atau harus menunggu periode berikutnya. Makanya kami akan lakukan RDP," katanya.

Proyek pembangunan Tol Semarang-Batang berdampak terhadap sejumlah lahan di Kota Semarang, termasuk SMPN 16 yang rencananya akan dijadikan sebagai akses keluar masuk jalur tol.