JAKARTA - Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi PKB, MF Nurhuda Yusro mengimbau akademisi dan peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk lebih bijak lagi menyampaikan pendapat di media sosial.
Hal ini imbas dari komentar pegawai BRIN, Andi Pangerang Hasanuddin yang dianggap mengancam warga Muhammadiyah. Komentarnya itu kemudian viral di media sosial dan menimbulkan polemik.
"Sebagai akademisi dan peneliti seharusnya mereka bisa lebih bijak dalam menggunakan dan menyampaikan pendapat di media sosial," ujar Nurhuda kepada wartawan, Rabu, 26 April.
Legislator PKB dapil Jawa Tengah itu menilai, dibandingkan membuat komentar yang kontroversial, para intelektual BRIN sebaiknya membuat sebuah kajian atau penelitian ilmiah untuk dipublikasikan kepada masyarakat. "Sehingga bisa menjadi bahan pertimbangan dan edukasi masyarakat," kata Nurhuda.
Meski begitu, dia tetap mengapresiasi sikap BRIN yang mau meminta maaf kepada warga Muhammadiyah.
"Saya juga mengapresiasi langkah BRIN yang telah menyampaikan permintaan maaf, khususnya kepada seluruh warga Muhammadiyah atas pernyataan dan perilaku salah satu oknum BRIN, meskipun ini adalah ranah pribadi yang bersangkutan," kata Nurhuda.
Sebelumnya, viral status mengerikan peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang memyebut ingin membunuh semua warga Muhammadiyah karena merayakan Lebaran pada Jumat, 21 April. Hal itu berbeda dengan pemerintah yang menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriyah pada Sabtu, 21
Polemik ini bermula dari status Facebook yang ditulis Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin. Mantan kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) itu heran dengan Muhammadiyah yang tidak taat kepada pemerintah terkait penentuan Lebaran 2023, namun ingin memakai lapangan untuk sholat Idul Fitri.
Status Thomas kemudian ditanggapi anak buahnya yang merupakan pakar astronomi BRIN, Andi Pangerang Hasanuddin. Melalui akun AP Hasanuddin, ia menuliskan kemarahan atas sikap Muhammadiyah dengan me-mention akun Ahmad Fauzan S.
"Kalian Muhammadiyah, meski masih jadi saudara seiman kami, rekan diskusi lintas keilmuan tapi kalian sudah kami anggap jadi musuh bersama dalam hal anti-TBC (takhayul, bidah, churofat) dan keilmuan progresif yang masih egosektoral. Buat apa kalian berbangga-bangga punya masjid, panti, sekolah, dan rumah sakit yang lebih banyak dibandingkan kami kalau hanya egosentris dan egosektoral saja?," tulis Andi.
BACA JUGA:
Dia pun melanjutkan statusnya yang mengancam membunuh warga Muhamadiyah setelah berdebat dengan warganet lain.
"Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," kata Andi.