JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, energi gempa di wilayah Sulawesi Barat (Sulbar) masih tersisa. Artinya, masih ada kemungkinan potensi gempa susulan.
Potensi gempa susulan ini diperhitungkan bisa sekuat 6,2 magnitudo seperti yang terjadi di Kabupaten Majene beberapa waktu lalu.
"Energi gempa saat ini diperhitungkan masih tersisa, belum keluar semua. Nah, ini dalam perhitungan itu sifatnya estimasi, ini diperhitungkan diprakirakan kurang lebih bisa mencapai sekuat yang kemarin," tuturnya, saat dihubungi wartawan, Minggu, 17 Januari.
Namun, Dwikorita menyebut hal itu masih bersifat potensi atau tidak dapat dipastikan 100 persen akan terjadi. Terlebih, katanya, gempa sulit untuk dipastikan.
Di sisi lain, Dwikorita juga menyebutkan adanya potensi tsunami. Hal ini merujuk atas peristiwa serupa yang terjadi di Sulawesi Barat pada tahun 1969 silam.
BACA JUGA:
Ketika itu gempa berkekuatan 6,9 magnitudo mengguncang Kabupeten Majene memicu terjadinya tsunami setinggi empat meter.
Berdasarkan data, 65 orang meninggal, 97 orang terluka, 1.287 rumah rusak akibat peristiwa tersebut.
"Nah sekarang keluarnya baru 6,2 (magnitudo), kalau tahun 69 itu kan 6,9 (magnitudo) berarti sebenarnya energi yang tersimpan itu setara dengan 6,9 (magnitudo)," jelasnya.
Sekadar informasi, gempa berkekuatan magnitudo 6,2 mengguncang Majene, Sulbar pada Jumat, 15 Januari 2021, sekira pukul 02.28 WIB, dini hari.
Sebelumnya, Majene juga telah diguncang gempa berkekuatan magnitudo 5,9 pada Kamis 14 Januari 2021, siang hari pukul 13.35 WIB. Hingga, Sabtu, 16 Januari 2021, pukul 06.32 WIB, pagi, wilayah Majene dan Mamuju kembali diguncang gempa susulan dengan magnitudo 4,8.
Gempa ini adalah gempa ke-32 yang terjadi sejak terjadinya gempa pembuka pada Kamis, 14 Januari 2021.