Bagikan:

JAKARTA - Pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon memperingkat konflik bakal meluas setelah Israel meluncurkan serangan udara di Lebanon dan Jalur Gaza pada Jumat dini hari.

"Aksi beberapa hari belakangan ini berbahaya dan berisiko menciptakan eskalasi yang gawat," kata Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL), mengutip Antara, Jumat. "Kami mendesak semua pihak agar menghentikan semua aksi di sepanjang Blue Line (garis biru) saat ini juga."

Garis Biru adalah garis demarkasi antara Lebanon dan Israel, serta Lebanon dan Dataran Tinggi Golan yang ditetapkan PBB pada 7 Juni 2000 untuk memastikan Israel telah sepenuhnya menarik diri dari Lebanon.

Kepala misi UNIFIL dan panglima pasukan UNIFIL, Mayor Jenderal Aroldo Lazaro, tengah berbicara dengan otoritas kedua pihak di Blue Line.

"Kedua pihak menyatakan tak menghendaki peperangan." tambah UNIFIL.

Militer Israel melancarkan serangan udara di Lebanon beberapa jam setelah menyerang Jalur Gaza pada Jumat dini hari.

Israel mengaku menyerang target-target milik kelompok perlawanan Palestina Hamas di Lebanon selatan.

Angkatan bersenjata Israel menegaskan tidak akan membiarkan Hamas "beroperasi dari dalam wilayah Lebanon dan menganggap Lebanon mesti bertanggung jawab atas setiap tembakan terarah ke Israel yang berasal dari wilayah Lebanon.

Serangan Israel itu mengenai dua terowongan di Beit Hanoun dan Khan Yunis dan dua pabrik senjata di Gaza sebagai balasan untuk "pelanggaran keamanan yang dilakukan Hamas"

Menanggapi serangan udara Israel di Gaza, Hazem Kassem, juru bicara Hamas, mengatakan Israel "bertanggung jawab penuh" atas eskalasi perang dan serangan ke Yerusalem dan Gaza.

Dalam serangannya baru-baru ini, Hamas meluncurkan roket dari Jalur Gaza ke arah Israel.

Segera setelah serangan roket itu, sirene berbunyi di selatan Israel dan kota Ahskelon.

Aksi saling serang terjadi setelah pasukan Israel menyerbu masuk Ruang Ibadah Al-Qibli di komplek Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki Israel dan memaksa keluar warga Palestina yang beribadah selama dua malam berturut-turut.