Bagikan:

BENGKULU - Warga di Desa Gajah Makmur, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menggelar ronda malam untuk menjaga keamanan masyarakat dan hewan ternak dari gangguan harimau sumatera yang berkeliaran di wilayah ini.

"konfirmasi terakhir dengan kepala desa, mereka telah membuat ronda malam dan yang melaksanakannya bagi warga di wilayah setempat," kata Sekretaris Kecamatan Malin Deman, Kabupaten Mukomuko Andri Kusnadi di Mukomuko, Sabtu, 25 Maret dikutip Antara

Warga di Desa Gajah Makmur, Kecamatan Malin Deman sejak beberapa hari terakhir resah oleh kehadiran harimau sumatera yang hendak memangsa kambing milik warga.

Andri mengatakan, warga di wilayah ini mengadakan ronda malam untuk menjaga keamanan secara menyeluruh, termasuk supaya saat harimau muncul mereka cepat dalam mengantisipasinya.

"Ronda malam ini untuk antisipasi dan upaya penyelamatan apa pun bisa dilakukan dengan cepat. Kalau dia target ternak, maka penyelamatan ternak," ujarnya.

Ia mengatakan, untuk sementara ini belum ada informasi dari warga setempat terkait harimau sumatera masuk permukiman warga di wilayah ini.

Selain itu, katanya, pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu telah melakukan pengecekan lokasi kambing yang dimangsa harimau di wilayah tersebut.

Kepala Resor Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Sebelat Bengkulu Asep Sunandar sebelumnya mengatakan, pihaknya sudah melakukan pengecekan lokasi penemuan jejak harimau di Unit Permukiman Transmigrasi Lubuk Talang kemudian ke lokasi kambing dimangsa harimau.

Berdasarkan hasil pengecekan tim ke beberapa lokasi di wilayah tersebut,  menurutnya memang wilayah itu menjadi perlintasan satwa harimau.

"Kami sudah cek juga dan memang dua malam ini tidak muncul harimau di lokasi tersebut," ujarnya.  Meskipun saat ini harimau tidak muncul di lokasi tersebut, ia mengatakan, pihaknya telah menyampaikan saran kepada kepala desa dan warga agar berhati-hati terhadap satwa harimau yang berkeliaran.

Kemudian dia juga menyarankan, sebaiknya warga mendirikan penerangan ke lokasi kandang hewan ternak yang menjadi wilayah perlintasan satwa liar tersebut.

Selain itu, ia juga menyarankan kepada warga di wilayah ini untuk membuat kandang TPE di perlintasan satwa tersebut agar satwa itu tidak mengganggu hewan ternak milik warga.