JAKARTA - Gunung Merapi mengeluarkan tiga kali guguran lavar pijar dengan jarak luncur maksimum 400-500 meter pada Rabu, 13 Januari.
Hal ini berdasarkan pemantauan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG). Pemantauan dilakukan di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan tertulis di Yogyakarta menjelaskan guguran lava pijar yang teramati pada periode pengamatan Rabu pukul 00.00-06.00 WIB itu meluncur ke arah hulu Kali Krasak.
"Teramati guguran lava pijar 3 kali dengan jarak luncur 400-500 meter ke hulu Kali Krasak," kata dia.
Selama pengamatan itu, BPPTKG juga mencatat munculnya guguran material dengan jarak luncur 400-500 meter mengarah ke barat daya.
BACA JUGA:
BPPTKG juga mencatat 46 kali gempa guguran dengan amplitudo 4-25 mm selama 15.8-117.9 detik, dua kali gempa embusan dengan amplitudo 5-10 mm selama 15.8-25.7 detik, 8 kali gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 3-8 mm selama 6.2-8 detik, dan tiga kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitido 38-75 mm selama 12.2-26.9 detik.
Berdasarkan pengamatan visual, asap kawah tidak teramati keluar dari puncak kawah.
Cuaca di gunung itu berawan dan mendung. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur dengan suhu udara 13-21 derajat celsius, kelembaban udara 73-90 persen, tekanan udara 626-687 mmHg.
Sebelumnya, selama periode pengamatan pada Selasa, 12 Januari pukul 18.00-24.00 WIB, BPPTKG mencatat dua kali guguran lava pijar keluar dari Gunung Merapi dengan jarak luncur maksimum 400-500 meter ke arah Kali Krasak.
BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Potensi bahaya akibat erupsi Merapi diperkirakan maksimal dalam radius lima kilometer dari puncak.
Penambangan di alur sungai-sungai yang airnya berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.
BPPTKG meminta pelaku wisata tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III, termasuk pendakian ke puncak Gunung Merapi.