Komplotan Perampok Truk Muatan Rokok di Ponorogo Ditangkap, Menyamar Jadi Polisi dengan Tenteng <i>Air Softgun</i>
Para tersangka dan barang bukti saat dihadirkan di Mapolres Ponorogo (ANTARA/HO - SDP)

Bagikan:

PONOROGO - Tim Buru Sergap Polres Ponorogo, Jawa Timur menangkap tiga dari lima anggota komplotan perampok lintas provinsi yang merampok truk bermuatan rokok di jalan raya Trenggalek-Ponorogo, Kecamatan Sawoo.

Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono Wibowo mengungkapkan tiga dari lima pelaku ditangkap di wilayah Jakarta, setelah hampir sebulan buron.

Posisi truk yang dirampok sempat dibawa ke daerah Banjarnegara, Jawa Barat sebelum akhirnya 171 ribu bungkus rokok senilai Rp2,8 miliar dijual ke penadah.

"Pelaku kami identifikasi ada lima orang. Tiga sudah kami tangka, dua lainnya masih buron," kata Catur dilansir ANTARA, Rabu, 15 Maret.

Komplotan rampok spesialis antarprovinsi ini ditengarai sudah merencanakan aksinya.

Hasil pemeriksaan polisi, ketiga pelaku mengakui sudah membuntuti truk muatan penuh rokok merek G itu sejak dari Pakisaji, Malang dengan tujuan Madiun tersebut.

Untuk memudahkan aksinya, mereka menyamar sebagai polisi.

"Mereka ini membawa air soft gun serta berpakaian seperti polisi untuk menakut nakuti sopir," kata Catur.

Aksi pencegatan dilakukan di jalan raya Ponorogo-Trenggalek, tepatnya di wilayah Kecamatan Sawoo, Ponorogo.

Setelah berhasil membekap sang sopir, para pelaku tersebut lantas membawa kendaraan tersebut menuju daerah Jawa Barat.

Selain itu mereka juga menggunakan alat pengacau GPS untuk mengelabui pemilik pabrik rokok.

Sesampainya di daerah Kota Banjarnegara, Jawa Barat para pelaku meninggalkan sopir di pinggir jalan.

Sedangkan truk mereka bawa ke Kabupaten Purworejo. Disana mereka menurunkan barang bawaan berupa rokok untuk dijual kepada penadah.

Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya para pelaku dijerat dengan pasal 365 KUHP ancaman penjara sembilan tahun penjara.

Selain itu sejumlah barang bukti juga diamankan antara lain truk ekspedisi, mobil operasional, air softgun dan kaos bertuliskan polisi.