Bagikan:

JAKARTA - Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Kramat Jati Brigjen Hariyanto menyebut proses identifikasi belasan kantong jenazah korban insiden kebakaran Depo Pertamina Plumpang bukan perkara mudah. Kondisi jasad yang sudah banyak berubah hingga minim informasi menjadi alasannya.

"Ya misalnya begini ya, apa yang dilihat dari tanda-tanda fisiknya. 'Oh iya Pak kami melihat ada tahi lalat di dagu atau diapa'. Tapi dengan adanya kebakaran ini, (tahi lalat di) dagu sudah tidak ada lagi. Kemudian bekas operasi, saat ada kejadian kebakaran ini, di tempat itu sudah tidak terlihat lagi," ujar Hariyanto kepada wartawan, Senin, 6 Maret.

Apalagi dalam proses identifikasi hanya mengandalkan metode pemeriksaan DNA hingga rekam medis. Sebab, pola pemeriksaan sidik jari tak lagi bisa digunakan.

"Jadi DNA sekarang masih proses, doakan dalam beberapa hari ke depan akan selesai. Kemudian hari ini kita fokus pada mengidentifikasi kembali dari gigi, kemudian medis, dan properti," kata Hariyanto.

Adapun, tim Disaster Victim Identification (DVI) telah mengidentifikasi tiga jenazah korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang. Mereka teridentifikasi dari hasil pencocokan DNA.

"Sampai saat ini masih tiga ya sampai kemarin tiga, tiga jenazah yang yang telah teridentifikasi," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramdhan.

Tiga korban itu sudah diserahkan kepada keluarga. Bahkan, dari informasi yang didapat para korban sudah dimakamkan.

Kemudian, dalam peroses identifikasi beberapa kantong jenazah lainnya, lanjut Ramadhan, tim DVI juga sudah mengantongi belasan sampel DNA. Sehingga, hanya tinggal mencocokan dengan jenazah atau body part yang diterima.

"Sampai saat ini juga yang telah melapor ke posko ante morten sebanyak 15 orang dan 15 orang tersebut telah diambil sample DNA," kata Ramadhan.

Sebagai informasi, ketiga korban yang teridentifikasi antara lain, Fahrul Hidayatulah (28), Mohammad Bukhori (41), dan Iriana (61).