Pemerintah Bagikan Ponsel dan <i>Simcard</i> untuk WNI yang Diobservasi di Natuna
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (Wardhany Tsa Tsia/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto mengatakan, pemerintah menyiapkan sejumlah telepon genggam atau telepon seluler beserta kartu sim bagi para warga Indonesia yang baru dipulangkan dari Kota Wuhan, China setelah merebaknya virus corona.

Dengan pembagian ponsel dan kartu sim tersebut, Terawan berharap mereka bisa mengunggah kegiatan di lokasi karantina ke media sosial pribadi.

"Tadi malam pembagian HP dan simcard baru. Supaya jangan pakai simcard di sana (China) nanti boros kalau dipakai di Indonesia. Mereka sudah bisa upload sendiri kegiatannya," kata Terawan kepada wartawan di Kantor Kemenkopolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Selasa, 4 Februari.

Selain untuk mengunggah kegiatan selama mereka di karantina, telepon genggam dan kartu sim baru itu, diharapkan bisa digunakan untuk bertukar kabar dengan keluarga mereka.

"Silakan nanti yang punya kontak dengan anak-anak itu atau teman sahabat kita itu silakan dihubungi.  Nanti kan mereka akan cerita WC-nya gimana, makannya gimana, enak engak? Kan ada hal-hal yang manusiawi. Kalau makannya enggak enak, mungkin bisa telepon saya nanti, saya kasih telur, susu lagi," ungkapnya.

Sebanyak 238 WNI di Lanud Raden Sadjad di Kepulauan Natuna, Riau, sedang menjalani proses karantina sejak Minggu, 2 Februari. Mereka dikarantina selama dua pekan.

Jumlah itu kurang dari yang direncanakan semula, yaitu sebanyak 245 orang. Sebab, sebanyak empat orang menolak kembali ke Indonesia sedangkan tiga lainnya tak memenuhi syarat kesehatan saat akan diberangkatkan.

Terkait tiga orang yang tak kembali karena alasan kesehatan, Terawan mengatakan pemerintah China akan bertanggung jawab memperhatikan mereka. Namun, mantan Kepala RSPAD Gatot Subroto tersebut tak bisa memastikan ketiganya terpapar virus corona. Pemerintah China menyatakan, ketiganya tak bisa ikut ke Indonesia karena dianggap tak memenuhi standar kesehatan.

"Kan mereka diperiksa sakit atau enggak. Untuk ketentuan WHO yang sakit enggak boleh keluar. Bukan sakit A, B, C gitu, jadi jelas enggak boleh keluar," tutupnya.