Bagikan:

JAKARTA – Melalui Kedaireka, Ditjen Diktiristek kembali menghadirkan program RekaTalks edisi kedua sebagai bagian dari Ekosistem Kedaireka yang diselenggarakan pada Rabu, 7 Desember 2022 di Swiss-Belhotel Tuban, Kuta, Bali.

Mengusung tema 'Kolaborasi dalam Mewujudkan Industri Hijau di Indonesia', RekaTalks edisi kedua ini fokus membahas tuntutan dunia yang berkelanjutan dan rendah emisi. Pemateri yang hadir pada RekaTalks kali ini adalah I Wayan Budiarta, Kelian Desa Adat Penglipuran; Agus Yuswanta, Vice President Corporate Social Responsibility (CSR) PT Perusahaan Listrik Negara (Persero); dan Ali Sadikin, CEO Sub Regional Bali Nusra PT PT Pelabuhan Indonesia (Persero).

RekaTalks merupakan program talkshow yang menggali kisah-kisah inspiratif dari Insan Perguruan Tinggi (PT) atau Mitra Industri penerima dana bantuan Matching Fund Kedaireka tahun 2021-2022. Serta menghadirkan juga narasumber dari pejabat publik atau pembuat kebijakan.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemdikbudristek RI, Prof. Nizam menyampaikan bahwa diskusi melalui program RekaTalks ini bertujuan untuk saling berbagi pandangan mengenai inovasi-inovasi yang telah diciptakan serta dampaknya bagi publik secara luas.

“Hal ini diharapkan dapat membangun kepercayaan dan menciptakan hubungan berkelanjutan yang didasarkan dari penyelesaian masalah-masalah yang ada di masyarakat. Acara ini juga kami harapkan mampu menginspirasi serta mengobarkan semangat Insan Perguruan Tinggi dalam menciptakan inovasi dan kolaborasi,” ujar Nizam dala rilis yang diterima VOI.

Tuntutan dunia yang berkelanjutan dan rendah emisi telah melahirkan sejumlah inovasi. Dunia industri pun harus bisa memenuhi tuntutan industri hijau yang berkelanjutan. Indonesia sendiri dalam Nationally Determined Contribution (NDC) pada Konferensi iklim PBB ke-27 (COP27) menyatakan akan meningkatkan target penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 31,89% dengan upaya sendiri (unconditional), dan 43,20% jika mendapat dukungan dari internasional (conditional).

Mendukung komitmen tersebut, pemerintah Indonesia mendorong beragam sektor industri mulai mengadaptasi konsep ramah lingkungan di setiap aktivitas dan kebijakannya. Dimulai dari peralihan energi fosil ke energi yang lebih ramah lingkungan, pemerintah Indonesia merancang rencana transisi energi melalui Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) sejak tahun 2017. Dalam rencana tersebut pemerintah menargetkan bauran energi nasional mencapai 23 persen pada 2025 dan diharapkan meningkat menjadi 31 persen pada 2050.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melaui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) menghadirkan platform Kedaireka sebagai wadah pertama yang memfasilitasi kolaborasi inovatif antara perguruan tinggi dengan dunia industri di Indonesia.