BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyebut pemulihan ekonomi dampak pandemi COVID-19 pada sektor pangan akan dimulai tahun 2021.
Pemprov Jabar akan memproduktifkan ribuan hektare lahan nganggur termasuk regenerasi petani di Jabar yang saat in masuk usia pensiun dengan program petani milenial.
Kang Emil—sapaan Ridwan Kamil— menjelaskan, pemulihan ekonomi pangan dengan program ini berlangsung dengan penekanan menanam untuk kebutuhan pasar ekspor. Selain itu, penerapan bertani dengan alat digital untul menambah waktu panen pun diberlakukan.
Berdasarkan hasil survei pertanian antar sensus (Sutas) 2018 dari Badan Pusat Statistik, jumlah petani di Jabar mencapai 3.250.825 orang. Dari jumlah tersebut, petani yang berusia 25-44 tahun hanya 945.574 orang atau 29 persen.
"Saya lihat anak muda nggak senang kembali ke desa, jadi krisis petani. 75 persen petani ini usianya di atas 45 tahun berarti anak anaknya ini tidak bangga jadi petani, ingin nyaba ke kota," ujar Ridwan Kamil di Bandung, Jumat 11 Desember.
Untuk meyakinkan potensi menjanjikan itu, Ridwan Kamil mempertemukan para petani dan pengusaha dalam West Java Food and Festival 2020. Teknologi untuk kebutuhan produksi pangan ditawarkan untuk bertransisi dari konvensional ke digital.
"Jadi tidak perlu beripikir menanam apa. (Kalau) menjual ke siapa, itu urusan pemerintah. Tinggal di desa, rezeki kota bisnis mendunia. Kurang nikmat apa teknologi mengubah cara pandang kita," terangnya.
BACA JUGA:
Menurutnya, ribuan hektar lahan tak produktif di Jawa Barat milik pemerintah maupun swasta tersebar di daerah-daerah. Tanah ini akan dikelola agar bisa produktif.
"Tanah nganggur banyak sekali, jadi ilalang, jadi rumput tidak berguna sama sekali. Padahal saya dibisiki tanah Jawa Barat itu, salah satu tanah tersubur di dunia. Ini catatan dari profesor, karena letusan gunung berapi juta tahun lalu mengakibatkan apa pun yang ditanam jadi," katanya.
Karena itu, Kang Emil memastikan lahan tersebut akan disewa untuk menanam pangan untuk kebutuhan ekspor.
"COVID-19 memberikan momentum bahwa kita tidak boleh di zona nyaman lagi jelang 2021. Intinya tanah dipinjam oleh negara untuk dijadikan program petani milenial, untuk menanam sesuatu. Kita yang wajib membeli," terangnya.
Selain itu, sistem dagang pada sektor petani pun akan diubah agar memberikan keuntungan yang adil.
"Saya lihat kenapa ada petani punya tanah dua hektare tapi pendapatan hanya dua juta per bulan, itu (yang) punya tanah. Ternyata jual gabahnya 7 ribu ke tengkulak. Jadi yang menikmatinya orang orang yang tidak berkeringat, sistem dagangnya harus diperbaiki," pungkasnya.