JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr Mohammad Syahril menyampaikan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) terus digencarkan seiring meningkatnya jumlah kasus COVID-19 di dalam negeri.
"Lagi digencarkan pemeriksaan sequencing bagi pasien yang sedang dirawat, baik itu isolasi maupun di ruang ICU," ujar Mohammad Syahril dilansir ANTARA, Kamis, 10 November.
Pemeriksaan WGS itu seiring dengan tren peningkatan kasus di dalam negeri yang diduga karena subvarian XBB dan BQ.1 yang mulai mendominasi.
"XBB saat ini tercatat ada 48 kasus tersebar di beberapa provinsi, belum semua provinsi," tuturnya.
Adanya subvarian XBB itu menunjukkan pandemi COVID-19 belum berakhir, masyarakat diminta untuk tetap disiplin protokol kesehatan. Selain itu, juga menyegerakan vaksinasi booster COVID-19 untuk meningkatkan proteksi tubuh.
Pasien COVID-19 subvarian XBB memiliki gejala lebih ringan dibandingkan dengan varian sebelumnya, mayoritas pasien subvarian itu sembuh.
Meski gejala subvarian XBB tak lebih berat dibandingkan varian-varian Corona lainnya, Syahril mengatakan, penularannya cenderung lebih cepat dibandingkan subvarian Omicron sebelumnya.
"XBB termasuk XBB1 memang mutasi dari BA.2 maupun BA.2.75. Transmisinya memang lebih cepat dibandingkan BA.5. Hanya saja seperti halnya BA.4 dan BA.5 sebelumnya, tingkat keparahannya lebih rendah," paparnya.
BACA JUGA:
Syahril mengatakan, pasien COVID-19 subvarian XBB paling banyak ditemui pada usia dewasa dibandingkan dengan pasien usia anak.
"Ada pasien anak, tetapi sedikit jumlahnya," katanya.
Syahril menyampaikan persentase kasus COVID-19, angka kematian, dan keterisian rumah sakit (bed occupancy ratio/BOR) di Indonesia mengalami kenaikan dalam sepekan.
"Sebagai rangkuman sepekan ini, kasus konfirmasi meningkat 47,24 persen. Dari 5.000-an kasus naik menjadi 6.100-an kasus. Angka kematian harian ada 47 (orang), kemarin dalam satu pekan 37 (orang). Dan BOR ada kenaikan sekitar 30 persen," paparnya.