Bagikan:

JAKARTA - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMB) melaporkan adanya aktivitas vulkanik di Gunung Kerinci yang ditandai dengan erupsi berupa kolom abu setinggi lebih kurang 300 meter di atas puncak gunung api tersebut.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Kerinci, Irwan Safwan mengatakan erupsi itu terjadi pukul 17.58 WIB. Kolom abu tampak berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah timur.

"Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 2 mm dan durasi 180 detik," kata Irwan dalam keterangan dikutip ANTARA, Kamis, 27 Oktober.

PVMBG mengimbau masyarakat, pengunjung dan wisatawan yang berada di sekitar Gunung Kerinci untuk tidak mendaki kawah yang ada di puncak gunung api itu di dalam radius tiga kilometer dari kawah aktif.

Selain itu, PVMBG merekomendasikan sebaiknya menghindari jalur penerbangan di sekitar Gunung Kerinci, karena sewaktu-waktu masih memiliki potensi letusan abu dengan ketinggian yang dapat mengganggu jalur penerbangan.

Erupsi yang terjadi hari ini adalah erupsi kedua kali yang terjadi sepanjang tahun 2022. Pada 20 Oktober lalu, Gunung Kerinci tercatat mengalami erupsi yang melontarkan kolom abu setinggi lebih kurang 750 meter dari atas puncak gunung api tersebut.

Adapun erupsi sebelum itu terjadi tiga tahun lalu pada 31 Juli 2019. Kala itu, Gunung Kerinci melontarkan kolom abu berwarna kelabu setinggi lebih kurang 800 meter yang mengarah ke timur laut dan timur.

Gunung Kerinci yang terletak di perbatasan Kabupaten Kerinci, Jambi dan Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, saat ini masih menyandang status Level II atau siaga terhitung sejak 9 September 2007.

PVMBG menyatakan gunung api yang berbentuk strato vulkano itu mempunyai karakter letusan bersifat eksplosif yang diselingi dengan adanya aliran-aliran lava. Data geologi umumnya didominasi oleh aliran-aliran lava.

Karakter letusan Gunung Kerinci adalah letusan bertipe vulkano lemah yang hanya mengeluarkan material abu letusan, tidak ada data aliran lava yang tercatat sebagaimana tertera dalam sejarah letusannya.