JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko menekankan pentingnya percepatan pembangunan dan pengembangan Bandara Haji Raja Abdullah di Pulau Karimun Besar, Kepulauan Riau (Kepri).
Menurutnya, kebutuhan jasa transportasi udara harus segera terpenuhi untuk mendukung peningkatan dan perekonomian serta perdagangan di Karimun dan sekitarnya.
“Saya berharap pembangunan dan pengembangan Bandara Haji Raja Abdullah segera terlaksana dan fasilitasnya dapat terus ditingkatkan,” kata Moeldoko saat menerima kedatangan Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad dan Bupati Karimun Aunur Rafiq di gedung Bina Graha Jakarta, Kamis, 27 Oktober.
Sebagai informasi, kedatangan Gubernur Kepri Ansar Ahmad dan Bupati Karimun Aunur Rafiq tersebut, terkait rencana pembangunan dan pengembangan Bandara Haji Raja Abdullah.
Moeldoko mengatakan, secara geografis Bandara Haji Raja Abdullah sangat strategis karena berada pada jalur lintas pelayaran terpadat kedua di Indonesia, yakni berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia.
Untuk itu, sambung dia, diperlukan pengembangan dari segi fasilitas dan operasional guna mewujudkan Nawa Cita Presiden Joko Widodo.
“Yakni sebagai bandara daerah perbatasan yang merupakan garda terdepan NKRI,” ujarnya.
BACA JUGA:
Sementara itu, Gubernur Kepri Ansar Ahmad menyampaikan pembangunan pengembangan Bandara Haji Raja Abdullah merupakan kerja kolaborasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, yakni Kementerian Perhubungan, pemerintah provinsi Kepri, dan pemerintah kabupaten Karimun.
“Pemerintah daerah, dalam hal ini provinsi Kepri dan kabupaten Karimun memberikan dukungan pengadaan dan pembiayaan lahan,” kata Ansar.
Menurutnya, pada September 2022 telah dilakukan penandatanganan Nota Kesepakatan antara Kemenhub, provinsi Kepri, dan kabupatena Karimun, terkait pengendalian tata ruang pada kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP), Batas Kawasan Kebisingan (BKK), dan Daerah Lingkungan Kerja.
Bandara Raja Haji Abdullah berdiri di atas lahan seluas 72.000 meter persegi. Bandara memiliki landasan pacu sepanjang 1.400 meter, dengan kapasitas tiga pesawat tipe Cassa 212 atau satu pesawat ATR 72.600.
Pengembangan bandara dilakukan dengan menambah panjang dan luas landasan pacu, yakni 2.000 meter x 45 meter. Sesuai dengan perencanaan, pembangunan dan pengembangan landasan pacu tersebut dilakuksan secara bertahap hingga Desember 2024.