Selama 9 Bulan, Basarnas Kendari Selamatkan 194 Jiwa dari 53 Kejadian
Basarnas Sulteng evakuasi korban kecelakaan laut/ Foto; Antara

Bagikan:

SULTENG - Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kendari, Sulawesi Tenggara mencatat, telah menyelamatkan sebanyak 194 jiwa dari 53 kejadian yang ditangani di wilayah kerjanya selama Januari sampai 30 September 2022.

Humas Basarnas Kendari Wahyudi mengatakan, wilayah kerja Basarnas Kendari meliputi 17 kabupaten/kota se-Sulawesi Tenggara, termasuk daerah Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.

"Periode Januari sampai 30 September 2022, jumlah kejadian yang ditangani Kantor Pencarian dan Pertolongan (KKP) Kendari atau Basarnas ada 53 kejadian," kata Wahyudi.

Dia merinci dari 53 kejadian yang ditangani pihaknya selama sembilan bulan di 2022 di antaranya kecelakaan kapal 31, kondisi membahayakan manusia seperti hilang di hutan 21, kejadian serta menangani satu bencana alam.

Wahyudi mengatakan dari 53 operasi SAR, pihaknya berhasil menyelamatkan sebanyak 194 jiwa dengan rincian kecelakaan kapal 161 orang; kondisi membahayakan manusia seperti hilang atau tenggelam di sungai, hilang di hutan tercatat 23 orang, dan bencana alam 10 orang.

Selain itu, dari 53 kejadian yang ditangani Basarnas Kendari mencatat sebanyak 22 orang yang meninggal dengan rincian delapan orang dari kecelakaan kapal, dan 14 orang dari kondisi membahayakan manusia.

"Kemudian ada lima orang yang dinyatakan hilang dengan rincian itu dua dari kecelakaan kapal dan tiga dari kondisi membahayakan manusia," ujar dia.

Dia mengatakan, untuk korban yang hilang dan tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan korban ketika operasi SAR hingga memasuki hari ketujuh, maka operasi dihentikan sesuai kesepakatan semua pihak termasuk keluarga korban, namun pencarian dapat dilanjutkan apabila ditemukan tanda-tanda keberadaan korban.

Ia mengimbau khususnya para nelayan sebelum melaut agar terlebih dahulu memperhatikan kelayakan kapal, alat komunikasi, alat keselamatan, dan selalu memperhatikan kondisi cuaca. Selain itu, mempersiapkan alat komunikasi dan navigasi seperti marine radio, HP, peta, dan GPS,

"Kemudian siapkan alat keselamatan, seperti pelampung dan ringboy, terakhir selalu memperhatikan kondisi cuaca dengan melihat informasi dari BMKG sebelum melaut," kata Wahyudi.

Basarnas Kendari membentuk ratusan potensi SAR di berbagai daerah seperti di Kabupaten Muna, Konawe Utara, dan Wakatobi sebagai perpanjangan tangan untuk memberikan pertolongan ketika terjadi musibah atau kondisi membahayakan manusia di atas permukaan air.

Potensi SAR yang dilatih dari berbagai unsur gabungan, antara lain instansi pemerintah, organisasi masyarakat, dan kelompok nelayan agar memiliki sikap mental di bidang kemanusiaan dan bisa membantu Basarnas dalam penanganan awal apabila terjadi suatu kedaruratan baik bencana maupun kecelakaan, baik kapal udara, kapal laut dan kondisi kondisi yang membahayakan manusia lainnya.