Bagikan:

JAKARTA - Kehadiran Pelabuhan Patimban dinilai dapat menjadi ancaman bagi Pelabuhan Tanjung Priok. Pasalnya kedua pelabuhan ini terletak di sisi utara Jawa dan saling berdekatan. Namun, pemerintah menjamin kedua pelabuhan ini akan saling bersinergi.

Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, tujuan utama pembangunan Pelabuhan Patimban adalah mengurangi traffic existing di Pelabuhan Tanjung Priok yang mengakomodir 50 persen lebih dari lalu lintas kontainer internasional di Indonesia.

Lebih lanjut, Luhut berujar pemerintah berkomitmen untuk mengembangkan sektor transportasi dan sistem logistik agar lebih efisien dalam mendorong perekonomian nasional. Komitmen tersebut tercermin dalam Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2020.

"Memang sekarang ini kita betul-betul berpacu dengan efisiensi. Nah efisiensi itu mesti menjadi kata kunci untuk kita bekerja," katanya, dalam webinar Kemenhub 3: Pelabuhan Patimban dan Kinerja Logistik Nasional, Jumat, 27 November.

Alasan lain kehadiran Pelabuhan Patimban, Luhut adalah sebagai upaya persiapan yang pemerintah dalam menghadapi ASEAN connectivity di tahun 2025 mendatang.

"ASEAN connectivity 2025 yang salah satunya mengembangkan ekonomi community di negara-negara ASEAN, diharapkan Pelabuhan Patimban dapat berkolaborasi dengan Pelabuhan Tanjung Priok," tuturnya.

Pelabuhan Patimban dan Tanjung Priok harus bersinergi, karena saat ini waktu tempuh dari kawasan industri Jawa Barat ke Pelabuhan Tanjung Priok bisa mencapai 4 hingga 5 jam. Dengan adanya Patimban yang terkoneksi dengan jalan tol diharapkan jarak tempuhnya hanya 1 jam saja.

"Sehingga biaya transportasinya juga akan lebih murah. Maka pada akhirnya Pelabuhan Patimban dapat mendorong penurunan logistik khususnya di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten dan Jawa Tengah. Dengan komunitas pertama tahap awal pengoperasian Pelabuhan Patimban untuk pasar otomotif," ujarnya.

Kata Luhut, peran pelabuhan diharapkan dapat memperkuat ketahanan ekonomi khususnya dalam mendukung aktivitas perdagangan di bidang manufaktur.

"Secara berkelanjutan keberadaan pelabuhan yang mampu mendukung kegiatan ekspor dan impor sebesar 16,5 juta values pada tahuh 2025. Indonesia patut bangga karena menjadi tujuan investasi dari sektor transportasi dunia dengan nilai investasi sebesar Rp35 triliun," ucapnya.

Tak hanya itu, menurut Luhut, Pelabuhan Patimban juga akan memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar. Karena akan membuka 149 ribu lapangan kerja baru untuk warga Kabupaten Subang dan sekitarnya.

"Angka ini terus bertambah dengan target 4,3 juta lapangan kerja dalam 1 tahun ke depan," jelasnya.

Patimban Kurangi Beban Pelabuhan Tanjung Priok

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, jika sudah beroperasi, Pelabuhan Patimban bakal berperan mengurangi beban Pelabuhan Tanjung Priok.

"Oleh karena itu kita kembangkan untuk melengkapi Tanjung Priok. Sekarang ini Tanjung Priok sudah 7 juta TEUs (arus peti kemas)," kata Budi.

Budi berujar, Pelabuhan Patimban terletak di area yang strategis, melalui daerah di Jawa Barat seperti Cirebon, Subang, Karawang hingga daerah di Jawa Tengah seperti kawasan industri Batang. Aksesnya juga dilalui oleh jalur kereta api hingga jalan tol.

"Jadi nanti ini dikembangkan ini saling mengisi supaya mereka yang di Bekasi Barat, Tangerang, Bogor itu ke Tanjung Priok. Yang Karawang, Subang, Cirebon, Batang itu ke Patimban," jelasnya.

Sebelumnya, Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani mengatakan, Pelabuhan Patimban dengan Pelabuhan Tanjung Priok tak boleh saling bersaing. Kedua pelabuhan di sisi utara Pulau Jawa ini harus dapat bersinergi.

Aviliani mengaku khawatir akan terjadi tumpang tindih kewenangan yang berujung pada persaingan tidak sehat dalam pengelolaan dua pelabuhan itu nantinya. Karena itu, pemerintah harus melakukan pembagian tugas yang jelas.

Apalagi, kata dia pemerintah terutama Kementerian BUMN terus menggaungkan holding dan pembagian tugas yang jelas antar lembaga pemerintahan.

"Adanya pelabuhan internasional ini kita berharap ada substitusi impor, tetapi ekspor kita naik. Itu juga salah satu hal yang bisa menjadi keunggulan dari pelabuhan ini. Pelabuhan Patimban harus related dengan Tanjung Priok, supaya tidak ada persaingan," katanya, dalam diskusi virtual, Jumat, 20 November.

Selama ini, kata Aviliani, daya saing logistik selalu menjadi kendala. Hal ini karena kontribusinya masih cukup besar terhadap harga pokok. Adapun, aktivitas ekspor dan impor masih melalui Singapura atau Malaysia, setelah dikemas baru ekspor ke negara lain.

Menurut dia, dengan mengurangi pemakaian jalur transportasi laut negara jiran, nantinya margin keuntungan perusahaan bisa semakin besar.

"Kita mengalami neraca pembayaran paling besar, salah satunya adalah pembayaran kapal-kapal asing yang membawa barang. Dengan pelabuhan ini kapal-kapal kita yang bisa didorong dan akan berdampak pada capital outflow khususnya pada logistik," tuturnya.