Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menegaskan General Border Committee (GBC) Malindo sebagai program yang strategis antara Indonesia dan Malaysia yang dibentuk para pemimpin kedua negara 50 tahun lalu.

Hal ini disampaikannya saat memberikan sambutan selepas pertemuan dengan Menhan Malaysia Dato' Seri Hishammuddin bin Hussein dalam rangka Sidang ke-42 GBC Malindo, Selasa, 9 Agustus.

Selepas pertemuan tersebut kedua negara memperingati 50 tahun GBC Malindo yang dirayakan dengan jamuan makan malam bersama.

“GBC muncul karena kesadaran pemimpin-pemimpin Malaysia dan Indonesia bahwa kita selanjutnya tidak boleh lagi tidak sejalan. Jadi inilah arti daripada GBC yang hari ini ulang tahun ke-50,” kata Prabowo dalam keterangan tertulis, Rabu, 10 Agustus.

Prabowo mengatakan pencapaian 50 tahun GBC Malindo ini membanggakan. Alasannya kedua negara berhasil merawat program yang dibentuk untuk membina hubungan dan perdamaian kedua negara serumpun ini selepas adanya ketegangan politik antara kedua negara di masa lampau.

“Indonesia-Malaysia has a special relationship. Kalau Amerika Serikat dan Inggris punya relasi yang spesial. Itulah yang berlaku bagi Indonesia dan Malaysia. It has a special relationship,” ujarnya.

“Saya ingat pemimpin-pemimpin saya dulu, panglima-panglima saya mengatakan, ‘Kalau Malaysia dicubit, Indonesia akan merasakan sakitnya. Kalau Indonesia kena flu, mungkin Malaysia yang batuk.’ Itu sampai demikian hubungan pemimpin-pemimpin kita dulu,” lanjutnya.

Titik permulaan hubungan kerja sama antara RI dan Malaysia berawal pada 1966 di mana RI dan Malaysia menandatangani sebuah perjanjian perdamaian oleh Menteri Luar Negeri RI Adam Malik dan Menlu Malaysia Tun Abdul Razak. Perjanjian ini menjadi titik permulaan

Hubungan tersebut meningkat dengan ditekennya Security Arrangement pada 1967 yang diikuti dengan pembaruan pada 1972 dan pembentukan GBC Malindo sebagai forum perbicangan operasi dan latihan di perbatasan. Sidang GBC Malindo pertama berlangsung pada 25 Juli 1972.

Tahun 2022 genap 50 tahun GBC Malindo yang sudah mencatatkan pencapaian, di antaranya 42 sidang, konsep “whole of government” yang diaplikasikan dalam memelihara keselamatan perbatasan darat, laut, dan udara Indonesia dan Malaysia yang melibatkan Kemhan RI, TNI, POLRI, Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI, Ditjen Bea Cukai Indonesia, Kemhan Malaysia, Angkatan Tentera Malaysia, Polis Diraja Malaysia, Agensi Penguatkuasa Maritim Malaysia, dan Jabatan Kastam Diraja Malaysia.