76 KK Korban Banjir Sentani Segera Dapat Bantuan Rumah, Mensos Risma: Progresnya Sudah 90 Persen
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini. (dok Kemensos)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Sosial (Menso) Tri Rismaharini mengatakan perkembangan pembangunan rumah sehat untuk 76 kepala keluarga (KK) korban banjir bandang di Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua pada tahun 2019, telah mencapai 90 persen.

Mensos mengharapkan rumah untuk korban banjir yang berlokasi di Doyo Baru, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, Papua itu, bisa diresmikan tepat di momen HUT RI ke-77.

Mensos Risma mengatakan untuk pembangunan rumah tersebut, pihaknya mendapatkan bantuan solar cell dari alumni Teknik Elektronika ITS untuk membangun jaringan listriknya.

"Kalau rumahnya mungkin sudah 90 persen. Ya, sudah hampir jadi yang di Sentani,” ujar Mensos di Jakarta, dikutip dari Antara, Kamis 4 Agustus.

Selain pembangunan rumah untuk korban banjir, kata Risma, Kementerian Sosial (Kemensos) juga mengupayakan pembangunan rumah-rumah untuk pemberdayaan masyarakat.

Ia menyebutkan, Kemensos telah membangun 28 unit rumah tahan gempa untuk masyarakat di perbatasan Indonesia-Timor Leste di Kecamatan Wini, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Di sana, telah dibangun program untuk pertanian, peternakan dan tenun. Kemensos juga membangun student learning center dan memberikan fasilitas internet serta komputer untuk belajar anak-anak.

Selain itu, Kemensos juga membuat program untuk menangani masalah kemiskinan ekstrem. Saat ini tengah dibangun 22 unit rumah di Malang, Jawa Timur, untuk masyarakat yang tidak mampu secara ekonomi dan kondisi rumahnya parah.

"Kita akan gerak terus di beberapa daerah yang kondisinya untuk menangani kemiskinan ekstrem. Kemiskinan ekstrem itu yang kondisi rumahnya berat sekali, ekonominya berat sekali, nanti kita bantu akses ekonomi,” ujar Mensos.

Menso Risma mengatakan untuk membuka akses ekonomi sangat tergantung pada potensi dan keinginan masyarakat yang mendapat bantuan. Beberapa usaha yang dibangun untuk pemberdayaan ekonomi, yakni binatu, usaha warung, peternakan dan pertanian.