BNPB Perkirakan Penyempitan Badan Sungai Faktor Utama Banjir Penyebab 19.546 Warga Garut Terdampak

GARUT - Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan penyebab utama banjir dan longsor di Kabupaten Garut, Jawa Barat adalah penyempitan badan sungai.

"Penyempitan badan sungai tersebut berdasarkan pantauan survei udara melalui pesawat nirawak," kata Abdul Muhari dalam konferensi pers daring yang dipantau di Jakarta, Selasa 26 Juli.

Meskipun dilindungi oleh tanggul, kata dia, penyempitan badan sungai di Garut pada sisi debit hulu ekstrem tidak dapat menahan luapan debit air.

Maka dari itu penyempitan badan sungai ini menjadi catatan penting sebagai langkah mitigasi jangka panjang kebencanaan di Garut.

Dari pengamatan tersebut, Abdul mengungkapkan kawasan yang tersapu banjir memiliki keunikan, yakni sisi kiri berupa persawahan dan sisi kanan pemukiman.

"Sebenarnya masih bisa kita rekayasa secara keteknikan, baik dari berbasis ekosistem maupun struktur untuk bisa membuat mitigasi bencana banjir di lokasi ini ke masa depan lebih baik lagi," tuturnya.

Abdul menjelaskan bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Garut pada 15 Juli 2022, menyebabkan 19.546 jiwa terdampak mengungsi di 12 titik pengungsian.

Kabupaten Garut memiliki grafik kejadian bencana tanah longsor sangat tinggi karena berada pada kontur berbukit. Dari sisi historis kejadian di BNPB dari tahun 2012 sampai 2021, tanah longsor mendominasi kejadian bencana di Garut dengan 116 kejadian, disusul banjir dan angin puting beliung.

Pola kejadian bencana di Garut mengikuti musim hujan. Berdasarkan laporan Antara, secara geografis Garut dibangun atau terletak di daerah kawasan yang di kelilingi perbukitan dengan kecuraman cukup tinggi, sehingga ekosistem di daerah perbukitan yang harus dijaga supaya daerah resapan air di hulu dan daerah aliran sungai yang terkonservasi dengan baik bisa mengurangi risiko bencana banjir.

Selain intensitas hujan yang cukup tinggi, tutupan lahan hijau di daerah hulu yang makin berkurang. Dari citra satelit mulai tahun 2000 hingga 2022, daerah resapan air makin menipis.

BNPB mendukung pemerintah daerah dalam upaya penanaman kembali dan penghijauan kembali dilakukan untuk solusi jangka panjang agar terhindari dari banjir.