Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) melaporkan sebanyak 157 calon haji asal Indonesia mengalami sakit menjelang puncak pelaksanaan haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) yang jatuh pada Jumat 8 Juli.

"Jemaah calon haji yang sakit 157 orang terdiri atas 139 dirawat di klinik kesehatan haji Indonesia dan 18 orang dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi," ujar Plh. Kepala Biro HDI Kementerian Agama Wawan Djunaedi dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis 7 Juli.

Sementara jemaah yang wafat bertambah dua orang. Dengan demikian, jemaah calon haji yang wafat sebelum puncak pelaksanaan haji menjadi 24 orang. Pemerintah akan membadalhajikan jemaah calon haji Indonesia yang meninggal sebelum puncak Armuzna.

Sementara itu, Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja Mekkah mendata sebanyak 182 calon haji akan menjalani safari wukuf.

Jemaah yang direncanakan akan menjalani safari wukuf akan ditarik dari kloter ke KKHI dua hari menjelang wukuf di Arafah. Kemudian pada Jumat saat wukuf akan diberangkatkan bersama-sama ke Arafah menggunakan bus.

Jemaah yang disafariwukufkan itu karena kondisi kesehatannya tidak memungkinkan untuk wukuf atau lempar jumrah secara mandiri.

Sementara itu, jemaah calon haji Indonesia mulai tiba di Padang Arafah di timur Kota Mekkah pada Kamis pagi waktu Arab Saudi untuk melaksanakan wukuf pada 9 Zulhijah.

Para petugas haji khususnya dari daerah kerja (Daker) Bandara juga mulai diberangkatkan ke Arafah untuk mempersiapkan dan memastikan layanan untuk puncak haji berjalan dengan baik

Petugas Daker Mekkah yang akan menjadi satgas Muzdalifah bergeser pada 8 Zulhijah (7 Juli) menuju Arafah untuk wukuf pada 9 Zulhijah (8 Juli), lalu sekitar pukul 17.00 Waktu Arab Saudi (WAS) bergerak ke Muzdalifah untuk bertugas di Muzdalifah.

Sementara para petugas dari Daker Madinah yang bertugas di Mina juga akan bergerak pada 8 Zulhijah sore hari. Lalu melaksanakan wukuf di Arafah pada 9 Zulhijah dan bergeser berbarengan dengan petugas daker Mekkah untuk bertugas di Mina selama 4 hari mulai dari 10 sampai 13 Zulhijah untuk mengantisipasi jemaah yang mengambil nafar tsani.