Demi Menyelamatkan Ekonomi, Jokowi Tekankan Pentingnya Perkuat Permintaan untuk Tingkatkan Angka Konsumsi
Presiden RI, Joko Widodo. (Foto: Setkab)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar jajarannya memperkuat permintaan atau demand di Tanah Air guna meningkatkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga di kuartal keempat 2020. Untuk itu, menurutnya, diperlukan kerja keras dari seluruh jajaran kepemerintahan untuk merealisasikan anggaran belanja hingga ke titik maksimal di kuartal IV 2020.

"Menjadi kewajiban kita semuanya untuk memperkuat demand sehingga konsumsi ini akan menjadi lebih baik," kata Presiden Jokowi dalam sidang kabinet yang digelar di Istana Negara, Jakarta, Senin, 2 November.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini kemudian menjelaskan, laju konsumsi rumah tangga yang mencakup lebih dari setengah Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, masih minus 5,51 persen berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).

"Kuartal yang keempat ini adalah kuartal terakhir. Saya harapkan realisasi belanja kita betul-betul harus berada pada titik yang paling maksimal," tegasnya.

Jokowi kembali menegaskan, agar jajarannya mengejar upaya-upaya pemulihan ekonomi pada kuartal I 2021 dari saat ini. Itu dilakukan supaya manfaatnya pada tahun depan dapat terasa optimal ke seluruh sektor perekonomian.

"Tolong disampaikan ke dirjen, direktur, dan seluruh jajaran yang Bapak Ibu pimpin (kementerian/lembaga), kuartal IV 2020 bisa maksimal, tapi hati-hati di kuartal pertama 2021 juga harus di-start dari sekarang," kata Presiden Jokowi.

Presiden mengingatkan jika daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) sudah terselesaikan, kementerian dan lembaga negara dapat langsung melaksanakan pengadaan dengan lelang sesuai ketentuan.

Dengan begitu, ujar Presiden, roda-roda perekonomian dapat langsung bergerak cepat sejak Januari, Februari, dan Maret 2021. Tidak ada lagi penundaan seperti tahun-tahun sebelumnya karena lambannya realisasi anggaran pada awal tahun.

"Jadi, kembali lagi, kuartal I 2021 pun harus didesain dari sekarang, agar kegiatan itu dimulai di Januari (2021)," ujarnya.

Lebih lanjut, Jokowi juga masalah pertumbuhan investasi yang masih minus 5 bahkan mencapai mencapai minus 6 pada kuartal ketiga ini. 

"Saya sudah mewanti-wanti kepada Kepala BKPM dan Menko Marves agar kuartal ketiga yang minus di bawah 5 agar dikejar pada kuartal empat," ujarnya.

Dengan begitu, diharapkan pada kuartal pertama 2021 mendatang, diharapkan investasi di Tanah Air bisa diperbaiki. Apalagi, saat ini Amerika Serikat telah memperpanjang keringanan bea masuk bagi Indonesia atau Generalized System of Preference (GSP).

"Kita adalah satu-satunya negara di Asia yang mendapatkan fasilitas ini dan kita harapkan ekspor kita akan bisa naik dan melompat," kata Jokowi.

"Syukur-syukur ini juga dipakai sebagai kesempatan untuk menarik investasi karena ada fasilitas itu, mendirikan industri pabrik perusahaan di Indonesia akan menjadi lebih menarik," pungkasnya.