Bagikan:

JAKARTA - Sebuah video berdurasi 14 detik diunggah epidemiolog dari Universitas Indonesia, Pandu Riono. Dalam video tersebut, tampak kawasan wisata di Jimbaran, Bali yang merupakan tempat makan di pinggir pantai dipenuhi wisatawan yang menghabiskan waktu sambil makan malam. 

Dalam video yang menurut Pandu diambil saat libur panjang ini, terlihat masyarakat tidak menaati protokol kesehatan untuk mencegah pandemi COVID-19. Mereka tampak tak menggunakan masker dan duduk berdekatan sambil asyik berbincang. 

Menanggapi video tersebut, epidemiolog ini kemudian mencuitkan pada akun Twitternya @drpriono1 jika masyarakat terlihat telah melupakan pandemi COVID-19 yang penyebarannya di Indonesia belum terkendali.

"Semua berbahagia, happy, melupakan pandemi yang tak kunjung terkendali," katanya seperti dikutip VOI, Sabtu, 31 Oktober.

Melihat kondisi semacam ini, Pandu kemudian menyinggung adanya kemungkinan gejala klinis happy hypoxia yang bisa saja dialami oleh mereka yang baru saja pulang berlibur. Sehingga ke depan, dia berharap, rumah sakit yang ada di berbagai wilayah mampu menangani lonjakan kasus COVID-19.

"Pasca liburan, sebagian mungkin akan mengalami happy hypoxia. Semoga kapasitas RS masih bisa menangani lonjakan kasus cegah klaster tempat tinggal dan tempat tinggal," ujarnya.

Adapun yang dimaksud dengan happy hypoxia, dikutip dari alodokter adalah kondisi di mana penderita COVID-19 tidak merasakan gejala apapun namun tanpa disadari mengalami penurunan oksigen secara perlahan. Jika happy hypoxia tidak tertangani dengan baik maka kerusakan jaringan hingga kerusakan organ tubuh bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan.

Jika pada kasus happy hypoxia yang memiliki gejala seperti sesak nafas, lemas, kulit pucat, dan kuku maupun bibir berwaran kebiruan, pada kasus happy hypoxia tak akan ada gejala yang ditimbulkan. Kekurangan oksigen baru bisa dideteksi ketika penderitanya melakukan pemeriksaan darah atau pemeriksaan saturasi oksigen dengan alat yang disebut pulse aximeter.

Diberitakan sebelumnya, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Doni Monardo menyebut kasus positif COVID-19 kerap meningkat di saat libur panjang. Peningkatan kasus COVID-19 saat hari libur menurutnya pernah terjadi saat Idulfitri dan Iduladha.

Menurut dia, meski menjelang libur Idulfitri Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan agar masyarakat tak berpergian ke kampung halaman menjalankan tradisi mudik namun nyatanya masyarakat masih melakukannya.

"Pak Presiden jauh sebelum Idulfitri itu berulang kali memimpin rapat. Akhirnya, keputusan pemerintah adalah tidak ada mudik atau tidak ada kembali ke kampung. Tapi setelah cuti lebaran berakhir, kita lihat ada peningkatan kasus tetapi jumlahnya tidak signifikan," kata Doni dalam konferensi yang ditayangkan di akun YouTube BNPB, Selasa, 27 Oktober.

Begitu juga saat Iduladha. Kepala Badan Penanganan Bencana Nasional (BNPB) ini mengatakan, angka kasus juga kembali meningkat namun tak signifikan.

Namun, kejadian berbeda justru terjadi saat libur panjang yang terjadi pada 23 hingga 26 Agustus lalu. Dari data yang dimilikinya, Doni menyebut pada 1 September terjadi peningkatan kasus hampir di seluruh kota besar di Indonesia. 

Akibatnya, banyak rumah sakit yang tingkat keterpakaiannya melebihi angka 80 persen termasuk di Jakarta. Angka ini bahkan melebihi angka standar WHO terkait keterpakaian tempat tidur yaitu 60.

Sehingga, Doni berharap kejadian yang dia sebutkan di atas bisa menjadi cambuk bagi masyarakat untuk meningkatkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Tak hanya itu, tiap pemimpin di daerah harus terus mengingatkan masyarakat.

"Setiap masyarakat, pemimpin di daerah baik tingkat provinsi maupun kota hingga kelurahan desa, dibantu oleh teman-teman TNI, Polri, relawan, tokoh agama, tokoh masyarakat, PKK, dan karang taruna tidak boleh bosan mengingatkan masyarakat patuh protokol kesehatan," ujarnya.

"Selain itu, cuaca kurang begitu menguntungkan. Oleh karena itu, kita harus mengantisipasi dan jangan sampai selama libur panjang terjadi, cuaca ekstrem malah menimbulkan masalah keamanan dan keselamatan bagi kita selama liburan," pungkasnya.