60 Hari Lebih BMKG Prediksi Wilayah Rambangaru Sumba Timur Mengalami Hari Tanpa Hujan, Waspada Kebakaran
Lahan pertanian yang kering saat musim kemarau di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, NTT (Via ANTARA)

Bagikan:

KUPANG - Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa wilayah Rambangaru, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, mengalami kondisi hari tanpa hujan (HTH) dengan kategori ekstrem panjang.

"Daerah dengan kategori ekstrem panjang ini rawan akan ancaman kekeringan dengan kondisi HTH lebih dari 60 hari," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang BMKG Rahmattulloh Adji dalam keterangan yang diterima di Kupang, Antara, Selasa, 31 Mei.

Dia mengatakan hal itu berkaitan dengan pemantauan HTH Dasarian III Mei 2022 di NTT yang diperbaharui per 31 Mei 2022.

Wilayah NTT pada umumnya ada pada kategori HTH sangat pendek (1-5 hari). Namun sejumlah wilayah juga mengalami HTH sangat panjang (21-30 hari) yaitu sekitar Warukasu Ende, sekitar Wairing Lembata, sekitar Kawangu dan Kamanggih Sumba Timur, sekitar Stramet, Tardamu, dan Daieko Sabu Raijua.

Selain itu di Kota Kupang sekitar Mapoli, Fatubena, dan Fatubesi, Kabupaten Kupang sekitar Oekabilti, Camplong, Baumata, Oelnasi, Oenesu, dan Oemofa, serta Timor Tengah Utara sekitar Batu Putih. Wilayah HTH ekstrem panjang sekitar Rambangaru Sumba Timur.

Rahmattulloh mengatakan bahwa daerah-daerah yang mengalami HTH sangat panjang maupun ekstrem panjang agar mengantisipasi dampak kekeringan meteorologis.

Ancaman kekeringan dapat berdampak pada krisis air bersih maupun rawan terjadinya kebakaran hutan dan lahan.

"Masyarakat perlu memiliki ketersediaan air yang cukup untuk kebutuhan dalam menghadapi ancaman kekeringan selama musim kemarau," katanya.