JAKARTA - Komunitas Krama Bali Los Angeles berkolaborasi dengan KJRI Los Angeles menggelar “A Night in Bali”, pagelaran seni budaya yang menampilkan sendratari Ramayana dan peragaan busana wastra Indonesia.
Acara digelar di KJRI Los Angeles, 21 Mei 2022 dan dihadiri sekitar 120 orang undangan, termasuk Kepala Perwakilan Asing, wakil pemerintah dari wilayah kerja KJRI Los Angeles, pelaku usaha dan pecinta Indonesia.
Sendratari Ramayana yang diiringi gamelan Bali secara langsung memukau hadirin yang sebelumnya menikmati suguhan kuliner khas Bali. Koreografer sekaligus penata musik sendratari Ramayana, I Nyoman Wenten, yang juga pembina kelompok gamelan Burat Wangi dan staf pengajar di UCLA dan California Institute of the Arts (CalArts), menyampaikan kegembiraannya.
“Sangat bangga bisa menampilkan budaya Indonesia, semoga wisatawan dari Amerika Serikat akan segera kembali berkunjung ke Indonesia, khususnya Bali,” kata dia dikutip dari keterangan Pensosbud KJRI LA, Senin, 23 Mei.
Turut tampil perancang busana Diaspora Indonesia yang bermukim di Arizona, Natalia Pascale. Diperagakan oleh 25 orang peragawati lokal, busana yang ditampilkan merupakan perpaduan wastra Nusantara dengan desain modern.
“Rancangan saya bertemakan East Meets West, menggunakan batik untuk busana haute couture, rancangan saya ternyata diminati masyarakat lokal di Amerika Serikat,” tutur Natalia Yaya bangga.
BACA JUGA:
Konjen RI di Los Angeles menyampaikan apresiasi atas upaya Krama Bali yang terus mempromosikan budaya Indonesia, khususnya Bali. Acara “A Night in Bali” diharapkan dapat menjadi pelepas rindu bagi masyarakat lokal di AS, khususnya di kawasan Los Angeles, yang selama masa pandemi tidak dapat berwisata mengunjungi Indonesia.
Senada dengan pesan Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati lewat rekaman video. Krama Bali diharapkan menjadi penjaga kearifan lokal budaya Bali di Los Angeles.
“Semoga Krama Bali menjadi wakil Bali yang utuh dan menjalankan swadarmakeuripan di Los Angeles untuk meningkatkan pemahaman mengenai alam, manusia dan budaya Bali,” kata pria yang akrab disapa Cok Ace ini.