Cerita Dadang Mudik dari Mangga Dua ke Tasikmalaya Menggunakan Bajaj, 12 Jam Baru Sampai Nagreg!
Bajaj milik Dadang terjebak macet di kawasan Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu, 30 April (Foto: ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi)

Bagikan:

JAKARTA - Antuasiasme masyarakat bisa mudik Lebaran 2022 begitu terasa. Bahkan, sampai ada yang rela melakukan hal yang tak biasa untuk pulang ke kampung halaman.

Contohnya adalah keluarga Dadang warga yang tinggal di Mangga Dua, Jakarta. Dia melakukan perjalanan dari Mangga Dua menuju Tasikmalaya menggunakan bajaj!

Dadang bercerita, bersama istri dan anaknya dia berangkat dari kediamannya sekitar pukul 05.00 WIB. Dia menempuh perjalanan selama 12 jam dari Jakarta hingga ke Nagreg, Kabupaten Bandung, Sabtu 30 April.

"Berangkat dari Mangga Dua setelah shalat subuh, jam lima lah, lewat jalur biasa," kata Dadang saat melintas di depan Pos Pengamanan Mudik Cikaledong Nagreg, seperti dilansir Antara.

Dadang ditemui ketika bajajnya tak bergerak di depan pos pengamanan terjebak arus yang macet. Dia masih ada di kursi kemudi, sedangkan istri dan anaknya tengah tertidur di kursi belakang.

Menurutnya, ia bersama keluarganya sudah terbiasa mudik menggunakan kendaraan beroda tiga tersebut. Kondisi macet di jalur mudik pun, kata dia, sudah terbiasa dihadapi.

"Ya udah biasa lah, tadi juga cukup macet dari sana, tapi tadi di Bandung juga sempat ada banjir," kata Dadang.

Adapun pada pukul 17.00 WIB, kondisi arus mudik di kawasan Nagreg cukup dipadati pemudik. Sesekali arus lancar, dan beberapa kali arus mengalami kepadatan hingga tak bergerak.

Kepadatan di kawasan itu, tak lain karena adanya penyempitan jalur di kawasan Limbangan, Garut. Selain itu, perlambatan arus juga dikarenakan adanya pemudik yang mencari tempat untuk berbuka puasa.

Sementara itu, Kapolsek Nagreg AKP Hima Rawalasi mengatakan, pihaknya sudah beberapa kali melakukan pengalihan arus. Kendaraan yang mengarah ke Limbangan, dialihkan ke Kadungora, Garut.

"Kami alihkan ke Kadungora, Garut, apabila Limbangan terlalu berat untuk jalurnya. Begitu juga sebaliknya," kata Hima.