JAKARTA - Peneliti Merdeka Institute Mohammad Yafi mengatakan hasil survei yang dilakukan lembaganya menunjukkan Prabowo Subianto sebagai calon presiden yang memiliki sentimen positif tertinggi di dunia maya.
Dia menjelaskan, meskipun Anies Baswedan paling banyak diperbincangkan, namun Prabowo Subianto justru menjadi capres yang banyak memperoleh sentimen positif dari para warganet atau netizen.
"Sebanyak 25,4 persen dari total warganet yang mempercakapkan Prabowo cenderung menyampaikan ujaran positif tentang Ketua Umum Partai Gerindra itu, hanya 12,4 persen yang cenderung bernada negatif, dan sisanya 62,2 persen bersifat netral," kata Yafi dalam keterangannya, dikutip Antara, Kamis, 21 April.
Dia menjelaskan, capres dengan sentimen positif terbaik kedua adalah Ganjar Pranowo, yaitu sebanyak 20,6 persen dari total warganet yang mempercakapkan Ganjar cenderung menyampaikan ujaran positif.
Namun, menurut dia, jumlah percakapan yang bersentimen negatif tentang Ganjar mencapai 17,9 persen dan 61,5 persen percakapan bersifat netral.
"Capres dengan sentimen terbaik ketiga adalah Anies Baswedan, sebanyak 18,9 persen percakapan tentang Anies di dunia maya cenderung bernada positif dan 50,2 persen bersifat netral. Namun Anies menjadi capres top five dengan sentimen negatif tertinggi yaitu 30,9 persen percakapan tentang Anies mengandung sentimen negatif," ujarnya.
Yafi menjelaskan, tingginya sentimen positif Prabowo dipengaruhi beberapa faktor, pertama, kinerja positif sebagai menteri terbaik dalam Kabinet Jokowi Jilid II, ternyata membuka mata publik mengenai totalitas Prabowo mengemban tugas negara.
Kedua, menurut dia lagi, sikap Prabowo yang jarang sekali mau terlibat dalam percakapan tentang capres 2024, diapresiasi publik sebagai sosok yang tidak ambisius nyapres seperti beberapa menteri lain dalam Kabinet Jokowi Jilid II.
"Ketiga, pernyataan-pernyataan Prabowo cenderung mengarah pada pencarian solusi daripada membangun kontroversi atas berbagai masalah nasional akhir-akhir ini," katanya.
BACA JUGA:
Menurut dia, berdasarkan analisis Merdeka Institute, selain memiliki sentimen positif tertinggi, Prabowo mempunyai tingkat potential reach lebih tinggi dibandingkan capres lima besar lainnya.
Hal itu menurut Yafi, menegaskan bahwa Prabowo akan jauh lebih melesat sebagai capres 2024 apabila Ketua Umum Partai Gerindra itu mulai serius dan masif memanfaatkan internet dan berbagai platform media sosial untuk pembentukan opini publik.
Metodologi analisis dalam riset yang dilakukan Merdeka Institute menggunakan pendekatan natural language processing (NLP) untuk mengekstrasi opini dalam bentuk teks.
Analisis menggunakan kata kunci nama-nama capres top five yang sering muncul dalam publikasi survei lembaga-lembaga riset mainstream.
Dataset dikumpulkan mulai tanggal 9 hingga 20 April 2022, dan penentuan periode analisis didasarkan pada beberapa kejadian atau isu besar nasional, seperti demo mahasiswa, polemik 3 periode, dan kekerasan terhadap Ade Armando.
Metode ekstraksi opini dilakukan dengan teknik knowledge discovery in database (KDD).